EMPAT PULUH

1.6K 103 4
                                    

●●●

Rina mengantarkan Zena pulang ke rumahnya dengan selamat, selama di perjalanan Rina dengan bersemangatnya meminta Zena untuk mencari bukti. Tetapi Zena selalu menolak, dia tidak mau ikut campur dengan urusan orang lain. Walaupun hatinya selalu berkata lain, bahwa dirinya harus membantu Yazka.

"Yakin nih lo gak mau bantu Yazka? Biasanya juga lo selalu ada di garis terdepan, kayak lagunya fiersa besari" ucap Rina dalam mode julid

Zena menimbang-nimbang apakah ia harus membantu Yazka?

Dia harus membantunya.

"Nggak makasih!" jawab Zena malas

Mengapa dirinya mengatakan hal itu? Seharusnya Zena mengiyakan tawaran dari temannya itu.

"Udah ah gak mau ngomongin Yazka lagi, btw thanks ya temen gue si paling paling di antara yang paling" ucap Zena seperti biasa tidak jelas

Zena keluar dari mobil Rina, setelah itu Rina kembali melajukan mobilnya. Ia kira temannya itu benar-benar pergi ternyata belok, iya belok ke rumah odi pacarnya itu.

"Dasar bucin" Zena mencibir sembari terkekeh kecil

Tak lama kemudian sebuah mobil berwarna hitam datang, mobil itu berhenti tepat di pinggir rumahnya. Lalu seorang pria bertubuh tegap keluar dari mobil tersebut. Mereka berdua sempat melakukan eye contact, ada kecanggungan diantara keduanya. Yazka memilih pergi dan masuk ke rumahnya.

Baru saja Yazka melangkah kakinya tiba-tiba Zena memanggilnya, ini pertama kalinya wanita itu menyapa dirinya semenjak satu minggu lamanya.

Yazka membalikkan badannya, Zena berjalan menghampiri pria itu tanpa ragu-ragu.

Entah keinginan itu muncul darimana, sehingga membuat Zena memberanikan diri untuk menyapa dan menghampiri Yazka.

"Sombong!" dengan ketusnya Zena mengatakan hal itu pada Yazka

Yazka mengerutkan keningnya.

"Lo sombong gak pernah nyapa gue!" Zena mengatakan hal itu pada Yazka

Yazka tersenyum tipis.

"Lo masih percaya sama gue Zen?" tanya Yazka ragu-ragu

"50 persen" jawab Zena dingin

"Lo harus bisa buktiin kalo semuanya itu cuma rekayasa, dan satu lagi … " imbuh Zena lalu menghentikan ucapannya sejenak "Kita keluar dari masalah ini sama-sama"

Yazka menatap wanita dihadapannya ini dengan tatapan tak percaya, bolehkah ia memeluk wanita di hadapannya ini? Tidak, tidak. Ini ada di sekitaran rumahnya, biar nanti saja. Suatu saat nanti.

"Maaf kalo selama ini gue selalu ngerepotin lo. Dan, makasih. Makasih karena lo mau bantu gue" ucap Yazka

"Lo kan emangnya selalu ngerepotin gue" jawab Zena ketus

Yazka mencubit pipi Zena gemas, ia suka melihat Zena dengan ekspresi wajah seperti ini. Lalu Zena melepaskan lengan Yazka secara kasar, jika dibiarkan pria itu keasikan memainkan pipinya seperti mainan squishy.

Rental Girlfriend [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang