7

2.7K 365 200
                                    
















|| Hai!!! Terimakasih atas kenaikan komentar yang sangat pesat akhir-akhir ini guysss... 💜💜 kali ini bacotan aku pendek aja ya? Lagi di tempat kerja soalnya hihi... target cahapter berikutnya adalah 140 komentar yap☺️ bisa ngk ya? Bisa dong... 160+ aja tembus kok😁 jangan lupa komen di paragraf ||














Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













Aeri memperhatikan gelagat aneh yang timbul dari sahabatnya hari ini. Dia sering sekali tersenyum dengan rona merah di bagian pipi, bahkan yang biasanya tak terlalu sering menyapa orang pun jadi dirinya lakukan. Orang yang dirinya kenal baik pun turut serta ia melakukan sapaan.

"Ada apa denganmu?" tanya gadis itu memberi tatapan curiga.

"Oh, cuacanya cerah sekali ya? Aku juga hanya memiliki satu pasien hari ini..... ughhh...."

"Yeona." sang pemilik nama berbalik kearah sahabatnya. Menaikan kedua alis sedangkan Lee Aeri memperhatikan gadis itu dengan kedua mata menyipit.

"Kau-----"

"Ada apa, Aeri?"

"Punya masalah ruam leher?"

"Ruam leher?" ulang Yeona, lantas mengambil cermin dari saku seragam dokternya. Melihat dengan jelas beberapa tanda kemerahan disana.

"Ya ampun! Iya... ini ruam leher, sejak kapan?!" ia segera membelakangi sahabatnya itu. Melepaskan ikat rambut yang telah mengekspose leher jenjangnya sedari tadi untuk menutupi beberapa bercak merah bercampur ungu disana.

"Aneh. Itu tampak tidak seperti ruam le-----"

"Ayo kita ke restoran... aku lapar setelah menjalani operasi tadi." Yeona menyela cepat, mendorong Aeri dari belakang dan mencoba memikirkan cerita lain untuk mengalihkan pembicaraan tentang ruam merah tadi.

Keduanya kini berada di sebuah restoran yang terletak di depan gedung rumah sakit. Aeri bercerita sembari menikmati makanannya, sementara Yeona mendengarkan baik-baik meskipun pikirannya tengah melayang kearah lain.

Setelah berciuman panas, Yeona semakin dibuat gugup saja oleh keadaan disekitar mereka. Sedangkan Jungkook tampak santai seakan tidak terjadi apa-apa. Ia sibuk menelan beberapa obat sementara Yeona masih terdiam dengan kedua pipi merona.

"Ayo tidur. Besok kau bekerja,"

"O-oh, iya...." Bae Yeona bahkan sampai salah berbalik arah. Dia benar-benar merutuki seluruh saraf motorik dalam tubuhnya karena berani mengacaukan sistem kerja otak!

Bruk!

Kesalahan fatal lain melanda gadis yang masih kegugupan setengah hidup ini. Ia menabrak dada bidang Jungkook tanpa sadar, ya ampun... mengapa harus sekarang sih?!

Treat Your Heart [M] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang