Treat Your Heart [M] ✓

4

|| Hallo semuanya, sebelum bergulir ke bawah aku harap kalian semua berkomentar di paragraf Yap hihi, 100 komentar aja untuk next chapter, dan aku harap isinya bukan spam abcd, 123, 💜💜 apalagi cuma next doang. Terimakasih atas pengertian kalian dan selamat menyelam kedalam cerita ||

Distrik Seongbuk-dong, Seoul 7 September.

Setelah menginap di tempat kediaman keluarga Jeon. Jungkook memutuskan untuk membawa Yeona pergi kerumah mereka pada Minggu pagi hari itu.

Sejujurnya Minji tidak ingin cepat-cepat berpisah dengan menantunya, tapi mau bagaimana lagi? Sang suami mengatakan bahwa dia harus melepas Yeona agar Jungkook dan gadis itu bisa lebih dekat dengan tinggal serumah berdua.

Keduanya begitu akrab, selain karena Yeona bisa diajak bercerita hangat... dia memiliki segudang kemampuan di rumah yang membuat Minji kagum hingga menempel pada sang menantu kesayangan.

Dokter bedah itu pun merasakan hal yang sama, kehadiran Ibu mertuanya merupakan suatu anugerah tersendiri bagi Yeona karena dia seakan bisa bertemu kembali dengan sang Ibu yang sudah lama meninggal dunia.

"Tuan..."

"Apa?" tanya lelaki itu tanpa menoleh sedikitpun kearah gadis yang telah sah menjadi istrinya ini sejak seminggu yang lalu.

"Besok... aku sudah boleh masuk kerja, kan?"

"Belum."

"Kenapa? Aku sudah begitu ingin menjalani peranku sebagai dokter bedah tahu!"

"Lusa. Kau bisa kembali bekerja, lusa." katanya disertai penegasan final tanpa bisa dibantah.

Keduanya memang sudah resmi menikah. Tetapi masih ada sedikit rasa asing yang sama-sama mereka miliki. Saat tinggal di tempat kediaman keluarga besar Jeon pun, mereka tidur dengan berpisah tempat. Yeona mendapatkan ranjang besar Jungkook... sementara lelaki itu mengalah dengan tidur disebuah sofa megah nan besar di dalam kamarnya.

Saat akan mandi, salah satu diantara mereka akan keluar kamar. Benar-benar tidak menjalin kontak fisik apapun kecuali....

Yeona tiba-tiba mengalihkan pandangan kearah luar jendela mobil, sebait kenangan kecil seminggu lalu kembali memenuhi otaknya. Saat mereka terpaksa berciuman dialtar setelah mengucap janji suci.