-Kinn's POV-
Aku berdiri melihat leherku melalui cermin, tanda gigi merah muncul. Sedikit darah mengalir darinya. Daerah sekitarnya memar, membentuk bercak ungu-kuning. Aku memiringkan leherku ke Big, salah satu pengawalku, yang perlahan menggunakan kapas untuk membersihkan luka sambil mengeluh.
"Tuan Kinn, apakah anda akan mengambil seseorang seperti dia sebagai pengawal?" Big melihat lukaku dan menghela nafas.
"Dia melakukan ini padamu sekarang, tunggu saja sampai besok, aku akan memburunya sendiri dan membunuh bajingan itu"
"Jika kau melakukan itu, ayah akan membunuhmu" kataku jujur sambil melirik ke samping.
"Tapi Tuan, dibunuh sama saja dengan dipermalukan seperti ini! Dia meninggalkan anda entah ke mana dua kali, dan sekarang dia menggigit lehermu? Bagaimana anda bisa menjinakkan binatang buas seperti itu?" Big bergumam. Aku meliriknya tajam yang membuatnya terdiam dan fokus membersihkan lukaku.
Bukan aku yang ingin dia menjadi pengawalku, tetapi ayahku. Dia menonton rekaman CCTV di belakang bar untuk memburu para bajingan yang menculik dan menyiksaku selama tiga hari tetapi malah menemukan anak laki-laki dengan keterampilan bertarung yang luar biasa menarik. Orang yang menyelamatkanku dua hari berturut-turut. Tapi tentu saja, dia tidak secara sukarela melakukannya. Aku membayarnya dengan salah satu jam tangan mahalku.
'Cari dia dulu atau musuh akan menemukannya duluan. Jika dia jatuh ke tangan yang salah, kita dalam masalah. Anak itu adalah harta karun' Kata-kata ayahku melayang di kepalaku.
Dia benar, dengan pukulan akurat dan tubuh gesit yang bahkan tidak dapat ditangkap oleh bajingan terbesar sekalipun. Mayat para gangster yang menumpuk seperti gunung dengan bagian tubuh yang berdarah dan terkilir adalah pemandangan yang harus dilihat. Sedangkan aku ingin menemukannya cepat untuk membalas dendam atas apa yang dia lakukan pada leherku.
Bajingan itu! Tidak ada yang pernah melakukan ini padaku!
-Di universitas-
"Siapa di antara kekasihmu yang cukup liar hingga lehermu diplester seperti ini?" Mew menertawakanku saat aku duduk di antara anak buahku di bawah gedung fakultas.
"Kembalilah" kataku pada Big yang mengikutiku.
Biasanya, aku akan mengemudi sendiri dalam perjalanan ke universitas. Tetapi tidak aman untuk saat ini jadi aku memanggil bawahan datang denganku untuk memeriksa apakah aman bagiku untuk menghadiri kelas.
"Sepulang sekolah, saya akan menunggu di tempat yang sama" kata Big siap untuk kembali dan pergi.
"Ya, jangan lupa pergi ke alamat yang aku berikan, Jom namanya!" Aku mengulanginya sekali lagi sebelum mereka berbalik dan pergi.
"Apa-apaan itu?" Tae menoleh ke arahku.
"Ayah memintaku untuk mencari seseorang"
"Keluarga kedua lagi? Kamu pergi selama tiga hari, jangan bilang kamu diculik lagi?"
"Ya, tapi orang yang aku kejar bukan dari keluarga kedua"
"Lalu?"
"Orang yang memberiku luka di leher ini" Aku menggertakkan gigiku frustrasi dan dengan lembut melepaskan plester di tenggorokanku untuk menunjukkan bekas luka. Dia meraihku rahangku dan menolehkannya ke samping untuk memeriksa memarku di sepanjang leher.
"Sial!" Tae dan Mew berteriak bersamaan. Pagi ini aku kesakitan karena luka ini, dan setiap kali menyengat aku merasa semakin membenci bajingan itu berlipat ganda.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] The Mafia & His Bodyguard
Romance| Cinta terburuk, cinta terakhir. | > SINOPSIS Putra kedua mafia, Kinn Anakinn, diserang oleh musuh yang menyebabkan dia melarikan diri dari mereka sampai dia bertemu Porsche Pitchaya-seorang mahasiswa muda yang bekerja sebagai pelayan paruh waktu d...