[14] hello, jordan!

791 169 9
                                    

"SERIUS LO?!" Saka melompat beranjak dari duduknya kemudian berbalik badan menghadap Jordan. Matanya terbuka lebar serta tangannya menutup mulut dengan air muka terkejut.

Memang agak berlebihan manusia ini.

Sementara itu Jordan hanya meresponnya dengan bahu yang dinaikkan, ia masih bersikap tak acuh apabila temannya percaya atau tidak. "Does every word i say sound like bullshit?"

"Uwoeey yo ojo salah paham to, Mas. Ora ngonooo oraaa!"

"Terus?"

"I just said serius? You just need to answer hooh or bukan. And one more you better ojo ngasih rai galak kaya ngono ke aku. Wis takut aku, Mas."

"Ngomong apa sih goblok?" ujar Gala menyahuti. Ia tak tahu apa yang sedang kedua temannya bicarakan, karena sedari tadi Gala sibuk mencabuti rumput-rumput yang ada di hamparan ini.

Benar, mereka tengah ada di lapangan, tempat di mana Saka biasa berlatih futsal. Jordan dan Gala hanya ikut-ikut saja waktu Saka mengajaknya bermain ke tempat ini saat bel pulang sekolah beberapa menit lalu, mumpung lapangannya sedang kosong dan tidak dipakai oleh orang lain.

Ketiga oknum tersebut sempat bermain sebentar namun bermain di bawah terik matahari seperti ini lebih membuat mereka cepat merasa lelah dan keroncongan di saat yang bersamaan. Terutama Jordan yang memang belum makan sejak pagi.

Lagi-lagi cowok itu tidak diperbolehkan makan. Ardan—adik cowoknya itu—kembali mengadu pada sang Ayah begitu mendapati kertas soal milik Jordan yang mempunyai nilai C di sana.

Jordan mendapat C akibat sempat tertinggal materi kemarin, ketika Jordan sibuk dengan persiapan lomba taekwondo.

Ia tak sempat belajar tuk mengejar pelajaran yang terlewat karena hari-harinya dipakai untuk beristirahat. Jordan membutuhkan waktu, namun sangat disayangkan apabila guru telah memberikannya selembar kertas berisi soal-soal sialan tersebut.

"Lah, dari tadi emangnya lo gak denger si Jordan ngomongin apa?" tanya Saka dan Gala menggeleng pelan. "Wah kambing!"

"Apaan sih?" balas Gala.

"Kawan macam apa lo? Temennya lagi cerita tapi lo malah asik nyabutin rumput. Liat noh tangan lo dekil gitu." Saka bergidik ngeri penuh drama dan kembali duduk di samping Jordan yang masih berada di posisi yang sama sejak tadi.

Mereka tengah berteduh di bawah pohon angsana yang letaknya ada di tepi lapangan. Jordan duduk dengan menekuk lutut dan tangan yang ada di atas lututnya, pandangannya lurus ke depan, serta wajahnya yang sedikit pucat itu tampak kosong tanpa ekspresi sama sekali.

Jordan sudah mati rasa.

Bahkan perutnya kini muncul rasa perih yang samar tetapi sengaja ia telantarkan begitu saja.

"Eh, tapi lo serius gak tau kalo Alisya punya Abang?"

Jordan hanya menggeleng sebagai respon, bersamaan dengan helaan napasnya yang keluar perlahan.  "Bisa gak topiknya diganti?"

"Buset, Dan. Gue kira lo tau, apalagi lo ini nyaris setahun temenan sama Alisya di kelas 10. Agak kaget sih gue," cakap Saka lalu menyedot sekantung es teh manis yang sempat ia beli di salah satu warung dekat sini. Meneguknya demi menghilangkan tenggorokan kering, kemudian menyodorkannya pada Jordan. "Mau gak?"

"Nggak."

"Minum anjir, bibir lo kering sumpah. Muka lo juga pucet. Lo kenapa ha?"

Mendengar percakapan temannya itu berhasil membuat Gala beralih dari rumput-rumput yang telah dicabuti hasil kerja kerasnya.

Hello, Jordan! || Yang Jungwon [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang