[46] hello, jordan!

1.3K 132 23
                                    

Jordan mengerjap-erjapkan matanya ketika Ana tiba-tiba menariknya ke parkiran dengan bersemangat di saat jam pulang sekolah tiba, sambil mengatakan,

"Ayo kencan!"

Sebentar..

"A-apa?!"

"Kencan pertama kita." Ana lebih dulu mengambil helm yang tersedia di motor Jordan. Ia tersenyum senang karena bisa mengambil kesempatan dalam kesempitan ini. "Aku tau kamu khawatir dan aku juga masih belum terbiasa sama rumor semenjak kejadian itu. Tapi tenang kok, kita ngedate di luar sekolah, orang gak bakal ngira kalo kita berdua pacaran karena dari awal emang udah deket kan."

Dua hari setelah mereka berpacaran, baru kali ini Ana mengajaknya untuk kencan secara langsung, secara dadakan juga pastinya. Jordan sendiri terkejut karena Ana lebih dulu melontarkannya di saat dirinya tidak mempersiapkan apa-apa.

Jordan masih tidak tahu bagaimana cara berpacaran. Itu sebuah kejujuran. Apa yang harus ia lakukan, apa yang harus ia katakan, Jordan benar-benar tidak tahu. Maka dari itu ia tidak membuat jadwal waktu dan tempat untuk kencan sama sekali.

Pakaian, kondisi muka, rambut. Hanya itu yang Jordan khawatirkan sekarang, tentang penampilannya.

Sesuai yang ia tahu, kencan itu harus menggunakan pakaian yang bagus dan rapi karena ia akan terus bersama sang kekasih selama seharian. Namun, yang ada pada dirinya saat ini hanyalah seragam yang sudah cukup kusut juga tas sekolah. Sama sekali tidak cocok, pikirnya.

Haruskah ia menonton video dulu di internet mengenai bagaimana cara berpacaran yang baik dan benar?

Bahkan Jordan sendiri masih suka merasa kikuk karena tidak terbiasa dengan kebiasaan ketika salah tingkah menyelimutinya.

"Kak, ini jam pulang sekolah, gue udah kucel."

Ana menggulir matanya ke pada Jordan, melihat dari helai rambutnya hingga ujung sepatu, mencari bagian mana yang dimaksud 'kucel' oleh anak itu.

Ia menyimpan helm di atas motor lagi, kemudian berdiri menggunakan sudut sepatunya agar bisa mencapai Jordan yang lebih tinggi darinya, mengendus-endus bagian leher dan seragam Jordan, membuat mata cowok itu seketika membelalak sambil mengadahkan kepalanya ke atas.

Sial, ujung telinganya pasti sudah memerah.

Ranumnya menahan seringai. Ana sadar, Ana berpikir dahulu, dan Ana tahu apa yang sedang ia lakukan. Karena ia tahu Jordan akan sulit menolak jika ia melakukan itu, hahahehe, tertawa jahat.

"Kamu wangi." Ana mendekap Jordan dengan cepat. Mengecek seluruh bagian di mana letak Jordan yang terasa memiliki kekurangan. "Tetep enak dipeluk." Lalu tahap terakhir, Ana menangkup pipi Jordan sambil memandangnya cukup lama dengan wajah serius. "Ganteng."

Blush!

"Ganteng banget."

Ana terkekeh senang seraya menepuk-nepuk pucuk kepala Jordan, seperti apa yang biasa ia lakukan sejak dulu. "Pacarku selalu ganteng."

"T-tunggu—"

"YEYEYEYE AYO KENCAN!"

Usai mengamati penampilan Jordan dengan teliti, Ana memastikan bahwa tidak ada yang kurang agar Jordan tak merasa ragu untuk pergi di kencan pertamanya hari ini.

Sedangkan cowok itu masih diam, tersenyum memandang pacarnya yang sungguh bersemangat. Ia menempatkan kedua telapak tangannya di pipinya sendiri. Menutupi rona merah yang ada di sana.

"Oke! Pertama kita ngelakuin yang ringan dulu. Movie date, habis itu get a coffee sambil dengerin lagu." Ujung bibirnya tertarik lebar, ia mengeluarkan selembaran kertas dari tasnya sambil melompat kegirangan. Yang justru berhasil membuat mata Jordan lagi-lagi membulat. "Aku udah punya listnya, lho."

Hello, Jordan! || Yang Jungwon [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang