"Permisi, Pak. Saya izin ke toilet," ucapnya yang hanya dibalas menggunakan sekali anggukan.
Kaki mungilnya berlari kecil keluar kelas, menemui Jihan yang sedang menunggunya untuk segera pergi bersama ke toilet sekolah.
"Tumben banget lo pagi-pagi mau ke toilet, masih jam pertama loh? Lo minum berapa gelas emangnya?"
"Udah ih kamu jangan berisik, aku pentung juga ya kepala kamu?"
Jihan mencibir seraya merangkul pundak Ana akrab. "Mainnya ngancem."
Ia tak lagi membalas. Matanya sengaja ia biarkan bergulir ke bawah, memandangi ujung sepatunya yang tengah dipakai tuk berjalan.
Sejujurnya Ana berniat mengajak Jihan pergi ke toilet pagi-pagi hanya untuk mencuci muka juga merapikan rambutnya. Ah, sekaligus sebagai alasan agar dirinya bisa kabur dari jam pelajaran yang membosankan tersebut.
Lagipula Ana jarang bolos. Anak itu sepertinya tidak akan mudah dicurigai guru jika berkeliaran di luar kelas saat jam belajar mengajar dilaksanakan.
Yang membuat Ana malas belajar adalah suasana hati yang sama sekali tidak menentu. Ia tentu kehilangan fokusnya meski berkali-kali membaca materi—tidak ada yang masuk di otaknya sama sekali.
Satu bulan lebih pertemanan junior dan senior itu berlangsung, dan Ana tidak pernah menyangka bahwa nantinya akan berlanjut seperti ini. Hubungannya seolah merenggang setelah terjadinya peristiwa tawuran beberapa hari lalu yang dimulai oleh Blakasuta.
Ana tidak menghindar, Jordan pun tidak. Hanya saja Ana kehilangan banyak momen bersama Jordan selepas cowok itu meminta untuk tidak terlalu baik padanya.
Ia masih suka mengobrol, belajar bersama, dan lain sebagainya di lingkungan sekolah.
Namun kebiasaannya tuk membawakan sebungkus roti, pulang bareng, mampir ke tempat Jordan latihan taekwondo, bahkan berinteraksi lebih seperti mengacak rambut atau mencubit pipi Jordan, semuanya tak lagi ia lakukan.
Ana rasa itu berlebihan jika mengingat hubungannya hanyalah sebatas teman, antara adik dan juga kakak kelas. Awalnya cuman membatasi, tapi makin ke sini Ana makin merasa kosong karena ia tidak melakukan hal-hal tersebut.
Jordan juga sepertinya rindu akan itu semua, ingin sekali kembali seperti biasanya, namun ia tak mau kemakan omongannya sendiri. Remaja ini sungguh plin-plan.
Semakin dihindari, semakin ingin dilakukan.
Suasana hati, isi kepala, serta gerakan tubuh yang tidak kompak kadang memang merepotkan, ya.
"Lo bawa liptint gak? Bibir gue pucet anjir lupa gak bawa liptint tadi," cakap Jihan usai mendengar suara pintu yang terbuka. Itu adalah Ana yang baru saja keluar dari salah satu bilik toilet di sana.
Keduanya kini menghadap ke arah cermin, Ana maupun Jihan sama sama memperbagus penampilannya. Tak perlu cantik, paling sedikit penampilan kita terlihat nyaman dan enak dipandang.
Ia meraih benda kecil itu dari tangan Ana, liptint merah yang warnanya cocok untuk diaplikasikan ke kulit cerah seperti dirinya.
"Punya lo bagus banget, Na. Merah tapi kagak menor walaupun di kulit yang putih, cocok di gue. Beli di mana deh?" tanya Jihan sembari memperhalus warna merah di bibirnya memakai jari.
Ana mengingat-ingat sejenak dengan tangan yang sibuk merapikan helaian-helaian rambut. "Mmm, di mall. Oh! Kamu tau gak toko roti tempat biasa aku nyetok roti? Nah, kalo jalan lagi ke sebelah kiri toko roti, kamu udah bisa ngeliat mallnya di depan, tinggal nyeberang jalan raya aja nyampe kok."
"Ooh, mall yang itu. Oke, thanks ya, Na. Mingdep ae gue ke sana dah haha lagi ngumpulin duit dulu soalnya." Jihan mengembalikan liptint itu ke si pemilik asli, mengantungkannya ke dalam saku rok Ana kemudian membisikkan sesuatu pada temannya itu. "Lo ikut gue nanti ke mall please, yuk? Boros sesekali gapapalah. Ini tuh girls time, sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Jordan! || Yang Jungwon [√]
FanfictionCOMPLETE Ini tentang Jordan yang jatuh cinta sama kakak kelasnya. Highest rank #1 jungwonenhypen [250422] #1 yangjungwon [280522] Spin-off The Things About Us Fanfiction local vers. [START 20.03.22] [FINISH 27.06.22]