[30] hello, jordan!

607 122 16
                                    

! kalo jordan ana aku pisahin dulu, gimana? :D





































"Eh, Kakak!"

Merasa terpanggil, Ana pun memutar kepalanya pada sumber suara. Sepasang iris coklat itu bertemu dengan milik sosok yang tengah berlari ke arahnya—sambil membawa dua kotak susu di tangannya.

Ana baru saja selesai bersih-bersih tubuh usai mengantri karena toilet dipakai bergantian. Tangannya bergerak cepat memasukkan semua baju kotornya ke dalam tas khusus untuk dicuci nanti.

Detik selanjutnya senyum terukir jelas menghiasi wajah Ana. "Oh? Halo, Alisya!"

"Halo, Kak! Kita ketemu lagi ya," jawabnya ramah disertai tawaan. "Terakhir kali Kak Ana bertugas, kah?"

"Iyaa, aku udah gak dapet kegiatan baru lagi setelah yang ini."

"Ah, begitu. Ngomong-ngomong aku bawain susu yang plain nih, kalo punyaku susu pisang hehe. Kak Ana pasti suka."

"Kok tauu??!"

Raut kelelahan Ana menghilang seketika, diganti oleh wajah cerah yang berbinar-binar usai menerima satu kotak susu dari sang adik kelas. Hal sederhana ini mampu membuat dirinya senang.

Melihat Alisya yang bubar dari kelompoknya dan berlari menghampiri seperti tadi bikin Ana merasa dihargai akan keberadaannya. Karena sejauh ini yang diberi kotak makan siang baru anggota yang bakal mengikuti acara secara berturut-turut, sementara di sini posisi Ana seakan peran pendamping yang hanya sewaktu-waktu dibutuhkan tuk muncul di depan layar.

Alisya melebarkan senyumnya, menjawab Ana dengan antusias. "Aku tau dari Jordan. Dia terlalu sering ngomongin Kak Ana, jadi aku inget."

"O-oh...."

"Diminum, Kak. Itung-itung ngisi perut juga, maaf aku cuman punya ini di tas. Di sini belum kebagian kotak makan ya?"

Ia menggeleng pelan. Tangannya dengan telaten membereskan peralatan miliknya ke dalam tas, lalu beralih duduk tepat di samping Alisya, di atas sebuah batu yang terletak di dekat tenda.

"Kata pengurus kita, ada masalah dikit yang bikin makanannya bakal sampai lebih telat dari yang lain. Yah, mau gak mau harus nunggu." Ana melirik benda kotak itu di tangannya. "Setidaknya kita bisa makan bekel dari rumah mumpung masih jam istirahat. Habis ini kan ada jadwal lagi."

Dinginnya atmosfer tiba-tiba menyelubungi begitu percakapan terhenti. Memandangi langit jingga dengan titik cerah di balik gumpalan awan, yang sebentar lagi hendak mengistirahatkan dirinya ketika langit mulai menggelap.

Dua oknum ini terdiam dalam buana sendiri. Air mukanya terlihat tenang, menikmati susu kotak ditiap tegukkannya. Namun, di belakang ketenangan itu, nyatanya mereka sedang ingin terbebas dari beban pikiran yang seolah menghantui.

Angin berdesir perlahan. Menerpa pori-pori wajah, helaian rambutnya kadang terbawa saat angin berhembus. Ana menyelipkan rambutnya di sela daun telinga seraya menurunkan gulir matanya ke bawah, menatap sendu ujung sepatu yang dipakainya sekarang.

Bawaannya pusing, ingin istirahat, ingin berada di zona nyaman lalu menetap di dalamnya. Yah, walau pikiran Ana hanya seputar sekolah, pacar, teman, rasa penasaran akan sesuatu, dan rasa kecurigaannya pada seseorang.

Memang tidak ada suatu masalah yang sedang mendesak Ana, juga tidak begitu penting tuk dipikirkan, tetapi entah mengapa perasaan gelisah tak kunjung hilang. Hal itu selalu membuat suasananya jadi cepat berubah-ubah dibanding biasanya.

Hello, Jordan! || Yang Jungwon [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang