[17] hello, jordan!

684 143 4
                                    

Flashback on.

Febian menurunkan kakinya yang sedari tadi dijulurkan ke atas meja setelah kedatangan temannya menjadi titik fokusnya sekarang. Ia tersenyum senang.

Warung kopi ini memang pilihan yang terbaik, tidak salah ia jadikan tempat ini untuk berkumpul sementara bersama teman-temannya.

Waktunya pas, dan kebetulan sekali ia melihat sang target berada tepat di depan mata. Yakni seorang bocah kelas 11 yang tengah berbincang ria dengan kakak kelasnya, dan seragamnya bername-tag Jordan Azka.

Sebuah hari keberuntungan.

"Kayaknya lo gak perlu repot-repot nyari anaknya deh," ucap Febian membuka percakapan antara dirinya juga Liam-si cowok berhoodie hitam yang baru saja datang dan duduk di hadapannya. Rokok di tangannya ia hisap kemudian menghembuskan gumpalan asap dari mulut dan hidungnya. "Dia udah menyerahkan diri."

Liam menoleh ke belakang, maniknya mendapatkan sosok yang ia kenal, yang sempat bertemu di area pertandingan taekwondo dua minggu yang lalu.

Cowok itu tersenyum miring sembari manggut-manggut paham. "Tawuran besok ya. Si Ana gak lu bawa-bawa kan nanti?"

Ia berdehem pelan usai melontarkan perkataan dengan suara yang cukup kencang. Liam harap suaranya sampai ke dalam gendang telinga anak itu, anak yang biasa dipanggil Jordan tersebut.

Awalnya empat teman yang ada di bangkunya hanya terdiam sambil memandangi dirinya dengan tatapan bingung. Dengan cepat Liam mengatakan, "Fake scenario." Yang membuat mereka semua mengubah mulutnya menjadi bentuk o.

Febian tertawa singkat. Temannya yang bernama Liam ini sedikit konyol namun Liam merupakan si paling jenius di antara anggota gengnya yang lain.

Melirik sedikit kondisi Jordan dan juga temannya kemudian memukul mejanya hingga menarik perhatian beberapa orang di sana, tapi tidak memberhentikan kegaduhan.

"Ck, kentot! Tetep gue bawa lah hahaha," balasnya tertawa renyah seraya bertos-ria dengan teman di sampingnya. "Gue ajak ke tempat tawuran."

Detik kemudian temannya yang satu lagi menyahuti. Yodhisti namanya, akrab dipanggil dengan sebutan Idoy. "Ana yang mana? Cewek lo udah banyak anjing bagi kek satu."

"Kanara Gina, si Ana." Febian kembali memantau Jordan lewat sudut matanya, ia menjatuhkan rokok yang tersisa dua garis jadi kelingkingnya, lalu menginjak puntung itu dengan sengaja. "Anak Florentia. Sekolah musuh kita."

Dalam hatinya ia bersorak bahagia karena berhasil menarik perhatian si anak bernama Jordan itu. Febian berkontak mata dengan Liam, seakan-akan mereka mempunyai kemampuan untuk telepati dan saling bertukar pikiran lewat tatapannya.

Tak lama Febian berdeham kecil sambil mengalihkan pandang. Otaknya sibuk memikirkan kembali susunan agenda yang sudah ia buat bersama Liam.

"Sesuai rencana, ya."

"Sesuai rencana yang lo buat," lanjutnya sambil kembali mengalihkan pandangan ke arah Liam.

Semuanya yang ada di bangku tersebut hanya diam menyimak. Sementara itu Liam mengangguk pelan sebagai respon dari ucapan Febian. Membuat cowok itu tersenyum lebih lebar dari sebelumnya.

"Gue gak akan mengharapkan apa-apa di sini. Semua baru perawalan, tunggu tanggal mainnya."

Flashback off.

**

Setengah hari ini sudah Jordan lewati dengan berbagai memperlajari materi dari semua jadwal mata pelajaran di kelas. Beruntung nilainya cukup bagus, tidak seperti kemarin.

Hello, Jordan! || Yang Jungwon [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang