Tangan Liam menepuk pundak Febian cukup keras usai temannya itu selesai bercerita. "Lo berlebihan gak sih?"
"Punya mata, kan? Liat apa yang dia lakuin, kan? Mereka udah kayak saling suka gila?!"
Sontak ia tertawa mendengar jawaban bodoh tersebut.
Liam dan Febian berada di rumah kecil tempat di mana ia dan teman-temannya sering berkumpul di sana.
Bukan hal yang direncanakan sebenarnya. Awalnya Febian berniat ke rumah itu untuk mengambil barang-barang yang tertinggal, tetapi ia malah menemukan Liam yang sedang ada di sana sambil menikmati lintingan berbungkus kertas.
Dua oknum ini tadinya malas menyapa satu sama lain, bahkan berkontak mata saja enggan. Namun begitu Liam membuka percakapan mengenai Ana, semua pergerakan Febian terhenti, dan berakhir melanjutkan topik hingga saat ini.
"Jawaban tolol."
"Bro? I have no ideas...."
"Temen gue pacarin anak orang karena rahasianya takut terbongkar. Dan wow, sekarang dia malah jatuh cinta sama pacar jadi-jadiannya. Keajaiban dunia—"
"Gue gak suka, Liam! Gue gak suka." Febian menyeka rambutnya kasar. "Dari awal gue juga gak expect bakal kayak gini, tapi kalo beneran suka gimana ngentow?! Malu banget gue."
"Terus? Maksud lo apa? Lo cemburu kepala Ana diusap-usap sama bocah yang di bawah setahun sama lo?"
Hari H sudah tiba. Ana akan pergi bersama murid-murid lain yang terpilih, kegiatan seperti ini biasanya terdapat pelayanan kesehatan di sana dan Ana telah siap bertugas.
Melelahkan namun menyenangkan di waktu yang bersamaan. Ana harus bekerja sebaik mungkin selama beberapa hari ke depan, karena ia rasa ini adalah terakhir kalinya mendapat tugas semacam ini dari sekolah.
Murid yang ikut pastinya dikumpulkan di lapangan sekolah tuk bersiap pergi. Febian mengetahui jika Ana pergi hari ini karena cewek itu memang sempat mengabarinya lewat chat, jadi ia hanya memantau Ana dari luar sekolah sebelum Ana benar-benar pergi.
Tetapi entah noda hitam jenis apa yang hinggap di kisah hariannya kali ini, Febian malah melihat Ana dan Jordan yang tengah berbincang ketika Ana hendak pergi bersama yang lain. Bau gosongnya meruak, ya.
Gerak-geriknya juga tak sengaja dipantau oleh Liam dari kejauhan. Dasar gila, Febian tampak konyol seharian ini.
"Gue ngerasa gak aman aja. Gue gak suka sama Ana, tapi gue juga gak suka dia deket-deket sama cowok lain, terutama si Jordan." Ia menoleh ke arah Liam heboh. "Lo tau? Bocah polos, baik, melenceng ke bodoh kayak Ana itu pasti suka kelepasan ngomongnya. Ana kalo udah deket sama orang pasti suka cerita-cerita. Khawatirnya dia malah gak sengaja ngomongin gue bangsaaaaat!"
"Sepenting apa sih lo sampe mau diomongin sama Ana?"
"Anjing."
Ia tertawa geli setiap mendengar kata demi kata yang lolos dari titik lidah anak itu. Image cowok nakal berandalan dari Febian selalu hilang tiap berada di sekitarnya, Febian hanyalah cowok cupu yang baru saja merasakan kebebasan di luar cangkangnya bagi Liam.
Menghembuskan asap rokok lalu kembali bicara. "Padahal saling ngejaga hubungan, maunya backstreet aja, tapi sekarang kok malah go public ya? Mencurigakan."
"Gue—"
"Lo bertidak gitu biar si Ana gak dideketin cowok lain, kah? Karena lo cemburu kalo—"
"Fuck off, gue gak cemburu!" sangkal Febian lagi dan lagi.
Bantahannya membuat Liam berdeham cukup keras. Indera penglihatannya menyapu pandang ke sekitar lokasi di mana ia berada, menghirup udara dinginnya malam seraya merancang kalimat di dalam benaknya tuk dilontarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Jordan! || Yang Jungwon [√]
FanfictionCOMPLETE Ini tentang Jordan yang jatuh cinta sama kakak kelasnya. Highest rank #1 jungwonenhypen [250422] #1 yangjungwon [280522] Spin-off The Things About Us Fanfiction local vers. [START 20.03.22] [FINISH 27.06.22]