[15] hello, jordan!

782 169 24
                                    

Kak Ana
| maaf aku gak sempet ke perpus sama ngasih kamu roti lagi
| tadi aku ada jadwal dadakan bareng anak pmr yang lain :(

You
Gue gak prnh minta kak ana buat ke perpus atau ngasih roti ke gue |
Santai aja kak |
Udh malem, tidur |

Kak Ana
| ngga gituu
| aku gak enak aja sama kamu kalo tb tb ngilang dan gak ngasih kabar apa apa, makanya ku kasih tau sekarang
| iya udh malem, maaf ganggu waktu istirahat kamu ya dek jordan

You
It's okay |
Take a rest kak |
Gnite |

Kak Ana
| night too jordan!!!!!

**

Jordan sudah pulang dari kelas taekwondonya kurang lebih satu jam yang lalu. Entahlah, cowok itu bingung harus senang atau sedih sekarang.

Lapar masih menguasainya meski Rajen sempat menjajankannya sebuah hotdog secara diam-diam saat selesai berlatih tadi, sebagai hadiah karena Jordan sudah mendapat juara 1 di lomba kemarin.

Siapa yang akan menolak jika dibelikan makanan dengan percuma? Jawabannya tidak ada. Begitupun Jordan.

Sejujurnya Rajen ingin membelikannya lebih dari itu, namun Jordan menolak karena Ayahnya masih melarangnya untuk makan seharian ini, ia lebih memilih makanan yang sederhana.

Hanya menolak, Rajen masih tidak tahu apa-apa. Sebab tak semua hal Jordan bisa ceritakan pada Rajendra, termasuk persoalan ini.

Miris memang.

Tetapi mengingat dirinya baru saja berbincang perihal cinta dengan Rajendra di tempat latihan membuat ia merasa digelitiki, seperti puluhan kandang berisi kupu-kupu terlepas di dalam perutnya.

Rasa lapar pada perutnya tidak lagi berarti. Senyuman lebar—yang membuat dimple manisnya terlihat jelas —itu terus diukir di atas wajah tampan rupawannya.

"Ck, semua gara-gara bocah kerdil itu." Jordan membanting pulpennya ke meja belajar. Padahal ia hanya butuh menyelesaikan satu soal lagi, tetapi remaja yang sedang dimabuk asmara itu selalu terambil alis fokusnya oleh suatu perkataan. "Masa iya gue beneran suka sama cewek? Kakak kelas? Hah, gila."

Beberapa hari yang lalu ketika Jordan menanyakan sesuatu tentang bagaimana perasaan seseorang saat sedang jatuh cinta, semua jawaban dari Saka maupun Gala berhasil membuat wajahnya memerah dan panas di waktu yang bersamaan.

Jordan yang pada dasarnya tak mengerti apa-apa soal ini hanya mampu mengosongkan pikirannya dan membiarkan salah tingkah mendominasinya. Namun karena sudah tak tahan, Jordan memutuskan untuk bercerita pada Rajendra yang mungkin lebih paham dalam ini.

Dan benar saja. Semua jawaban Rajen membuatnya akan terjaga selama semalaman. Rajen tentunya tidak hanya menjawab, menjelaskan, atau bahkan mencari solusi serta membuat rencana, tetapi Rajen juga sempat menggodanya sebab ini kali pertama Jordan terbayang-bayang akan sosok perempuan.

Jujur saja jika hal itu membuat Jordan semakin hilang kewarasan.

"Apa gue lakuin aja ya yang Bang Rajen saranin?" gumamnya pada diri sendiri usai menuntaskan tugasnya. Detik kemudian tubuh Jordan ambruk ke atas meja, menelungkupkan wajahnya di atas tumpukan kedua tangan. "Gila gak sih cowok kayak gue ngelakuin hal sekonyol itu?"

Jordan kembali duduk dengan tegak, matanya memandang lurus ke depan.

"Gue pasti bakal dipandang aneh. Kan? Gue aneh kan?"

"Gue tolol kalo soal cinta, tapi sekarang gue malah jatuh cinta."

"Aaarghh Jordan gobloook!"

"Masa iya gue beneran suka?"

Hello, Jordan! || Yang Jungwon [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang