"Hehehe."
"Tega banget ninggalin gue sendirian."
Ana menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak terasa gatal. Menunjukkan cengiran manis ke Jihan yang tengah merengut padanya sekarang.
Menjalankan tugas dan memulai dari ujung garis start, yakni sebuah rencana promosi kecil-kecilan demi meramaikan ekstrakulikulernya. Jihan dan anggota yang lain sedang berada di depan kelas 10 sembari mencatat murid-murid yang tertarik akan kegiatan ini, begitupun Ana yang ikut berpartisipasi.
Namun beberapa menit lalu Ana mendapat panggilan yang diumumkan melalui ruang guru. Bukan Ana saja, tetapi anak pmr yang lainnya juga.
Siapapun yang namanya disebut tadi, akan diikutkan ke dalam sebuah kegiatan pada dua minggu mendatang. Sebuah pelantikan sekaligus perkemahan yang dilaksanakan tiga hari dua malam.
Mendengar informasi itu tentunya Jihan jadi agak murung nih, karena ia harus bekerja dengan anggota lain tanpa kehadiran Ana di sisinya. Jihan lebih dekat dan nempel terus dengan Ana dibanding yang lainnya, pasti akan membosankan.
"Yaaa gimana dong? Aku kepilih juga bukan aku yang mau, sebenernya aku males tapi yah mau nolak juga gak bisa." Si manis tersenyum samar, sorot matanya jatuh ke ujung sepatunya sambil memainkan jari-jari tangannya.
Jihan menangkap raut kegelisahkan dari wajah Ana, membuat tangannya tergerak untuk menutup buku catatannya sejenak lalu mendekat pada sang teman.
Bukan hanya saat ini, sejujurnya dari kemarin Ana merasa ada yang mengganjal. Tepatnya ketika tak sengaja bertemu Liam di mall, ditambah beberapa hari lalu Febian lagi-lagi mengajaknya pergi pada malam hari kayak kebiasaannya sejak awal berpacaran.
Malam itu, di sebuah rumah kecil di dekat sekolah, diadakannya sebuah pesta alkohol kecil para pemuda-pemudi nakal. Ada Liam dan Febian di sana. Tentunya Febian mengajak Ana setiap ada perkumpulan seperti ini.
Dan pandangan Ana hanya terus tertuju pada Febian yang tengah bersenang-senang juga Liam yang mengonsumsi barang haram itu dengan tenang. Namun berkali-kali melempar pandang, dua oknum itu selalu menunjukkan raut yang jauh dari kata ramah.
Perasaannya tidak enak. Sungguh. Bahkan Ana sendiri sering kesulitan tidur karena feelingnya mengatakan bahwa ada sesuatu yang akan terjadi.
Ana jadi melamun. Cewek itu tetap tidak berkutik ketika Jihan melambaikan tangan tepat di depan wajahnya.
Ia mendengus, lalu bertanya, "Lagi banyak pikiran?"
Hal itu membuat Ana mengerjap beberapa kali.
"Oh, mmm, anu, dari kemaren baik-baik aja, cuman aku ngerasa agak gak tenang." Sudut bibirnya terbawa naik. "I'm okay, Jihan."
"Kalo ada apa-apa bilang," singkatnya.
Jihan paham, Ana tidak begitu terbuka akan masalahnya. Jadi ia tidak akan memaksa temannya itu untuk bercerita, dan menyuruh Ana datang kepadanya apabila ada sesuatu yang terjadi.
Kepalanya dianggukkan. Ana tersenyum seraya menepuk pundak Jihan. "Aku ke kelas ya. Semangat kelilingnya!"
Dibalas hal yang sama oleh Jihan, secorak lengkungan lebar merah muda di paras jelitanya.
"Love you, Na!"
Tungkainya berlari sepanjang koridor, melewati beberapa kelas yang ada di sisi kanannya. Ia hendak ke ujung di mana terdapat sebuah tangga yang akan membawanya ke lantai atas, tepat ketika ia sampai ke belokan lalu menyeberangi lapangan, susunan anak tangga akan terlihat setelahnya.
Namun begitu menyeberangi lapangan, netra Ana malah menangkap sosok cowok berseragam juga rambut semrawut menyender di gerbang sekolah. Perawakannya mirip sekali dengan pacarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Jordan! || Yang Jungwon [√]
FanfictionCOMPLETE Ini tentang Jordan yang jatuh cinta sama kakak kelasnya. Highest rank #1 jungwonenhypen [250422] #1 yangjungwon [280522] Spin-off The Things About Us Fanfiction local vers. [START 20.03.22] [FINISH 27.06.22]