[34] hello, jordan!

504 110 46
                                    

"Wah, gila, gak nyangka gue bocah sepolos lo bisa pacaran sama anak modelan begitu. Gampangan atau murahan tuh? HAHAHA."

"Lo kalo pinter jangan di mapel aja dong. Harus pinter nyari cowok juga. Lo begini keliatan gobloknya tau gak?

"Setau gue Febian anaknya nakal banget. Pasti kebawa dianya."

"Ana diem-diem brutal juga ya ternyata."

"Gila gila bibit lonte ini HAHAHA!"

"Pernah dipake berapa kali, Na?"

"Lo pacaran karena nafsu ya?"

Kalimat semacam itu yang mereka tumpahkan padanya.

Tetap berjalan lurus tanpa melirik sana-sini, mengabaikan caci maki bak sampah yang terus dilemparkan ke arahnya bertubi-tubi. Tujuan Ana hanya satu, keluar sekolah lalu menyendiri menghilangkan rasa sakitnya yang tertanam.

"Gue kira Ana anak baik-baik. Tapi sekarang gue takut deket-deket dia."

"Idih idih najis banget idih, yang mau deketin lo juga siapa, Mba?" sahut Sean yang tiba-tiba datang menengahi percakapan dua orang siswi. Membuat mereka langsung sontak menutup mulutnya rapat-rapat dan pergi dari sana. Malu.

Sungguh ramai yang terpengaruh dengan gosip tersebut. Berita seperti itu tentunya mudah menyebar ke seluruh warga sekolah, terlebih lagi ini mengenai murid sekolah dan juga murid sekolah rivalnya sendiri.

Mau sedalam apapun penjelasan mungkin tidak akan ada yang berubah. Pengelakan bahwa rumor Kanara berpacaran dengan anak Blakasuta menimbulkan banyak noda di namanya, tuduhan semakin lama semakin menyaingi hujan deras di akhir tahun.

Karena pada dasarnya yang sudah dipandang jelek, akan selalu jelek di mata seseorang tanpa alasan lebih dari itu. Kalau sudah membahas anak Blakasuta pasti tidak ada sisi baiknya. Bagaimanapun juga sekolah itu merupakan musuh terdekat mereka.

Teman terdekat Ana selalu menjauhkan dirinya dari semua gosip aneh-aneh yang meluas. Hari demi hari semakin banyak tuduhan tak jelas. Hal itu bikin Ana sering kali kabur dan bolos sekolah demi menghindari perkataan tidak mengenakan itu, hatinya terlanjur sakit meski yang ia dengar adalah sebuah fakta yang dilebih-lebihkan, seolah dirinya sosok yang hina dan tak pantas tuk berkeliaran di sekolah.

Ya, memang benar ia berpacaran. Tetapi ada cerita di balik itu semua. Ia juga tidak mungkin menjual dirinya hanya untuk anak nakal yang berstatus sebagai pacarnya itu.

Ana tidak sedang ada di sekolah. Ia pergi keluar untuk menenangkan diri selagi masih jam istirahat.

Dan ini saatnya teman-temannya melaksanakan pembasmian.

Cowok itu berjalan angkuh ke arah di mana murid-murid asik di tempatnya sambil membicarakan gosip tersebut. Sean menendang tong sampah kosong yang ada di sampingnya, hingga terjatuh dan menghasilkan bunyi nan cukup kencang.

Suara yang menggelegar itu mengalihkan atensi mereka serempak.

"HEH, LO SEMUA YANG NYEBAR OMONG KOSONG CUMAN KARENA RUMOR TAI LEDIG, BESOKNYA LIDAH LO GUE JADIIN CUANKI! PAHAM?!"

"Uh! Betul!" Jihan tiba-tiba muncul dari belakang Sean sambil mengangguk-anggukan kepalanya setuju.

Tak lupa Ningning—selaku kekasih Sean yang setia menemani—juga ikut mengiyakan. Sahutannya juga berhasil bikin mulut yang asik menggosip jadi terkunci.

"Urus diri lo sendiri dulu, jangan ngurusin idup orang, lo kan bukan bapaknya."

"Betul!"

Sean akhirnya bertanya, "Jihan, lo gak ada kata-kata lain apa selain betul?"

Hello, Jordan! || Yang Jungwon [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang