12. Demi

635 92 1
                                    

Jumat, minggu ketiga jadwal bermain pacar-pacaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jumat, minggu ketiga jadwal bermain pacar-pacaran.

Obrolan terakhir, kemauan Ewil untuk melakukan peran sebagai 'pacar' setiap hari tidak mendapatkan tanggapan. Pulang dari acara makan siang itu, keduanya kembali ke rumah menaiki tumpangan berbeda. Esoknya, tidak ada perubahan. Renu tidak akan bertemu Ewil saat keluar dari pagar karena dia selalu berangkat lebih cepat.

Hari ini, hari perjanjian mereka, Renu berdiri di depan pagar rumah Ewil. Di sana dia memegangi handphone, tangan lainnya memegangi erat tali ransel. Menatap pagar rumah itu yang hari ini tertutup tidak seperti biasa.

Waktu sudah menunjukkan pukul 07.06. Sudah sepuluh menit kakinya terpaku menghadap bangunan itu. Tidak ada tanda seseorang akan keluar dari sana.

Kakinya mulai penat, dia mencoba melangkah menyusuri panjang pagar yang tidak seberapa. Sampai di ujung, kakinya dia langkahkan kembali ke sudut pagar yang lain.

Pukul 07.12

Seragamnya mulai basah terkena keringat akibat banyak melangkah. Jika langkahnya dia hitung, dia yakin dirinya akan sampai di depan komplek.

Gerah. Rasanya kepala akan meledak sebentar lagi akibat terlalu lama menunggu. Handphone yang tadi hanya dipegang kini dia gunakan untuk menghubungi seseorang.

“Lo di mana sih?” tanyanya, berteriak.

“Di sekolah.”

“HAH?!” teriakannya semakin nyaring. “Ini Jumat, lo lupa?! Gue nunggu lo di depan pagar dari tadi.”

“Gue sibuk.”

“Sok nawarin diri berjuang demi gue. Bertindak tiap hari. Sekarang malah bilang sibuk.”

“Nyantai aja ngomongnya Renu. Ga usah ngegas. Napas.”

“Bodo amat!” Renu tidak menyesal tenggorokannya akan serak, penting baginya untuk mengeluarkan kesal terlebih dulu.

“Jangan marah dulu. Dengerin gue.” Ewil memberi jeda. “Kemarin lo ga jawab ajakkan gue, diam artinya iya. Jadi, gue anggap lo setuju sama kesepakatan baru kita.”

Bibirnya tersenyum miring. “Sepakat tiap hari, tapi kok malah sibuk.”

“Gue sedang sibuk berjuang demi lo.”

“Dengan apa?! Sekarang aja lo ninggalin gue. Gue udah siap, kali aja lo pengen berangkat bareng.”

“Rahasia.”

REW Rabbit  [ RenHyuck ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang