22. Cantik

689 74 3
                                    

“Siang ntar latihan lagi, ga?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Siang ntar latihan lagi, ga?”

Pagi menjelang siang pada jam istirahat, Renu bertanya kepada Ewil saat mereka di kantin gedung IPA. Teman yang lain masih di kelas mereka. Renu datang bersama Rayi, sementara Ewil menyusul sendiri.

“Iya,” jawab Ewil. “Bawa aja motor gue. Kayak biasa.” Cowok itu sibuk mengaduk buburnya.

“Bimbel gue kan dimajuin Sabtu kemarin.” Renu mengingatkan.

“Oh,” sahut Ewil. “Gue lupa. Terus?”

Renu mengepalkan tangannya, kesal cowok itu lupa jadwal bimbelnya telah diubah.

“Gue pengen pergi ke mall, ngecek outlet Vans. Gue pergi sendiri, ya?”

Mendengar itu, Rayi mengalihkan pandangan dari mangkuk sotonya. Melirik secara diam-diam. Dahinya berkerut.

“Bawa aja motor gue,” kata Ewil.

Kepalan tangan Renu semakin erat. Dia benci ini. Kenapa punya pacar, meski pacar pura-pura, membuat kehidupannya susah. Setahunya, orang lain yang punya pacar tidak sesusah ini ingin pergi sendiri.

Dilarang nebeng orang lain, apa teman-temannya yang lain kini dianggap orang lain?

Sebelumnya, dia bisa pergi ke mana saja. Dengan siapa pun.

“Ribet. Nebeng Yan aja lah. Pulangnya gue bisa mesan ojol.”

Ewil lebih dulu melirik Rayi, mencari tahu apakah cewek itu memperhatikan mereka atau tidak. Dia tidak ingin didengar. Kepalanya mendekati Renu untuk berbisik. “Ngapain nebeng orang, lo bisa bawa motor pacar lo sesuka hati.”

“Masa gue balik lagi?” Salah satu hal yang menurut Renu ribet adalah rute kembali ke sekolah menjemput Ewil.

“Kemarin-kemarin juga gitu,” ujar Ewil santai. Menjauh dan menikmati buburnya kembali.

“Oke.”

Rayi semakin heran. Renu bertanya atau meminta(?) kepada Ewil untuk pergi sendiri ke mall. Kemudian, temannya itu mau-mau saja disuruh membawa motor Ewil dan kembali ke sekolah menjemput cowok itu.

Awalnya terlihat sangat jelas Renu tidak menyukai dirinya meminta izin lebih dulu hanya untuk pergi ke suatu tempat.

“Nurut banget,” Rayi bergumam sebelum menyuap makanannya.

Renu yang mendengar itu langsung menoleh, lalu melotot. Cewek itu membalasnya dengan menjulurkan lidah.

“Kalo gue bawa motornya kelamaan, gimana?” tanya Renu. “Nyokap ngajak ketemuan habis dia treatment.”

REW Rabbit  [ RenHyuck ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang