Renu berdiri di depan pagar rumahnya sejak pukul 07.00 pagi. Menunggu orang di seberang sana muncul bersama vespa matic merahnya.
Sudah hampir 20 menit berlalu, pagar rumah di seberang tak kunjung bergeser tanda seseorang akan keluar dari sana.
Kekehan sinis tercetus dari mulutnya. Kakinya berbalik masuk ke halaman rumah. Terlalu lama menunggu.
“Ka, mau tuker tabungan gue sama mobil lo, ga?” Tidak hanya kembali ke halaman, dia juga kembali masuk ke dalam rumah.
“Udah gila?” tanya Yeri di meja makan, suapannya terhenti di udara.
Renu menatap sendu Yeri dan membuat kakaknya itu tak enak hati. Roti panggang di tangan dia letakkan ke atas piring. Melipat tangannya menunggu Renu bicara.
“Dia ngindarin gue lagi,” kata Renu.
“Terus?”
“Gue harus ngelakuin hal yang sama karena rasanya sakit.”
“Apa hubungan sama mobil?” tanya Yeri. Dahinya berkerut.
“Kalo gue pakai mobil dan ketemu tante Yolan di depan rumah, dia ga bakal maksa gue nebeng motor Ewil.”
“Renu,” ujar Yeri, mengikuti cara mamanya saat ingin berkata bijak kepada mereka—menggunakan intonasi lembut namun penuh penekanan. “Sampai kapan kalo kalian berdua saling membalas? Ada masalah ya diomongin. Kalo Ewil ngindari, ya samperin. Masalah itu harus diuraikan.”
Renu menaikkan sudut bibirnya, mencibir. “Ngomong mah enak,” ujarnya dingin. “Lagian apa yang harus gue jabarin ke dia?”
“Masalah perasaan, mungkin,” gumam Yeri, menaikkan bahunya.
“Hahaha,” Renu tertawa kaku. “Apa yang harus diomongin?”
“Bilang ke Ewil lo suka sama dia,” cetus Yeri.
Rahang Renu jatuh ke bawah. Menatap tidak percaya ke arah kakaknya. “Semudah lo itu ngomong?”
“Ya terus, mau apa lagi?” balas Yeri. “Lo kan suka sama dia. Bilang aja! Masalah lo tersinggung karena dia minta maaf habis nyium lo, harus lo omongin juga.”
Renu mengerutkan dahinya dan menatap tajam kakaknya.
“Biasanya juga ngomong blak-blakkan. Sekarang, kesal sama Ewil kenapa malah ikut ngindarin dia?”
Renu menggulir maniknya ke kanan, menghindari tatapan Yeri. Mulutnya tertutup rapat menolak bicara.
“Malu jujur sama dia?” tebak Yeri pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
REW Rabbit [ RenHyuck ]
Teen FictionR E W rabbit : Ruby eye - white / white bunny with ruby eyes New Zealands are bred for meat, pelts, show, and laboratory uses, being the most commonly used breed of rabbit both for testing Arti lainnya dari kelinci percobaan adalah orang yang pertam...