40. Hate Not Being The Only One

471 66 3
                                    

“RENU!” Yeri baru pulang dari kos temannya, melihat motor gede adiknya ada di halaman, dia buru-buru masuk ke dalam rumah dan berlari ke ruang tengah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“RENU!” Yeri baru pulang dari kos temannya, melihat motor gede adiknya ada di halaman, dia buru-buru masuk ke dalam rumah dan berlari ke ruang tengah.

Televisi menyala, anak tetangga seberang duduk di lantai menonton acara dan tubuh adiknya berbaring menyamping di atas sofa dengan tangan memegangi tudung hoodie orang lain.

“Ren,” panggil Yeri, membangunkan adiknya. “Renu.” Panggilannya lebih nyaring. Menarik tubuh Renu yang mengenakan jaket miliknya.

Dengan berat Renu bangkit dan membuka sebelah matanya. “Apaan sih?” protesnya serak.

“Mana yang luka? Jatuh di mana?” tanya Yeri panik. Membolak-balik tubuh adiknya memeriksa keadaan.

“Jatuh?” heran Renu.

“Ewil nanya gue lo di mana. Nomor lo ga bisa ditelepon. Gue juga ga bisa nelepon lo. Panik dong! Gue nanya nyokap, kali aja lo sama dia. Nyusul ke mall. Terus, Mama bilang hape lo retak habis jatuh makanya ga bisa ditelepon. Makin panik dong gue. Buru-buru pulang padahal tugas gue belum kelar.”

Rena mendengarkan ocehan Yeri sambil mengedipkan matanya.

“Renu!” sentak Yeri. “Mana yang luka? Udah diobatin? Jawab!”

“Yang jatuh cuma hape gue, Kakak sayang,” beritahu Renu, menangkupkan tangan ke wajah Yeri dan memencet pipi cewek itu.

“Hah?” Yeri melongo dibuatnya.

“Hape gue yang jatuh. Bukan gue,” kata Renu. Diraihnya handphone lamanya di atas meja. Dia taruh di atas tangan Yeri.

Kakaknya itu memperhatikan handphone yang retak. Menatapnya. “Yakin ini karena jatuh doang?” tanyanya, melirik Ewil yang duduk di lantai. Mereka bertukar tatap.

“Ga percaya ya udah,” cuek Renu. “Lo, ngapain masih di sini?” tanyanya kepada Ewil.

“Kita kan janjian nonton bareng,” jawab Ewil.

Renu memijat kepalanya. “Maaf, gue ketiduran.”

“Masih pengen nonton ga?” tanya Ewil.

Renu tampak berpikir beberapa detik. Sebelum menjawab, dia bangkit dari sofa dan meraih paper bag handphone barunya. “Gue pengen lanjutin tidur,” katanya, melewati Ewil berjalan menuju tangga.

“Oke,” sahut Ewil pelan.

“Ren, beneran bukan lo yang jatuh, kan?” tanya Yeri. “Kalo ada yang sakit bilang ya.”

REW Rabbit  [ RenHyuck ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang