20. Lembaran Dua Ribu

462 80 1
                                    

Mereka dipaksa pulang setelah disajikan makanan enak dan minuman manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka dipaksa pulang setelah disajikan makanan enak dan minuman manis.

“Langsung pulang. Jangan mampir. Kalau sampai aku tahu kamu mampir-mampir, aku aduin ke Agasi kalau kamu bolos,” ancam Dirman.

Ewil mendesah. Bahunya turun. “Biar pun Om ga ngadu ke ayah, kita tetap ketahuan bolos kalo pulang jam segini.”

Jam baru menunjukkan pukul 12.25 siang.

“Salah sendiri,” sahut Dirman.

Renu tidak akan mempermasalahkan jam berapa pun mereka pulang. Dia tidak akan terkena masalah. Selesai berpamitan, dia masuk ke dalam mobil lebih dulu. Menurunkan sedikit sandaran jok agar kepala dan punggungnya bersandar dengan nyaman.

Beberapa menit kemudian Ewil menyusul masuk ke dalam mobil sambil menggerutu.

“Salah lo ngajak gue ke sini,” ujar Renu.

“Kalo tau om sama tante gue pulangnya cepat, kita ga bakal ke sini,” sahut Ewil. Menyalakan mesin mobil. Dia menurunkan kaca untuk berpamitan sekali lagi kepada om dan tantenya.

“Emang ada tujuan lain buat bolos?” tanya Renu dengan mata terpejam.

“Banyak,” jawab Ewil, bangga.

“Ga sudi gue jadi kembaran lo. Nakal banget. Suka bolos.”

Mobil Yeri itu melaju pelan keluar dari halaman. Berbelok ke kanan menuju jalan utama.

“Siapa juga yang sudi jadi kembaran lo. Lo kan freak,” balas Ewil. Tangan kanannya menyalakan radio, menyambungkan handphonenya untuk memutar lagu.

Conan Gray  - Over Drive berkumandang. Dua kali sudah Renu mendengar lagu itu dan dia mulai hafal liriknya.

“Dan lo item!” Renu tetap membalas ocehan Ewil meski matanya setengah tertidur. Teh hangat buatan Siska berhasil menciptakan sensasi santai dan pengap di sekitar pernapasannya terasa lebih terbuka. Napasnya tidak begitu panas lagi.

Lagu yang Ewil pilih juga menjadi salah satu alasan dia merasa lebih nyaman.

“Ayolah, Ren jangan rasis. Gue cuma sedikit cokelat. Bukan item.”

Seketika Renu tertawa. “Ya ya ya.” Dia menanggapi seadanya.

“Gue emang ga sudi jadi kembaran lo. Mana ada saudara kembar pacaran.” Cowok itu melanjutkan ocehannya.

REW Rabbit  [ RenHyuck ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang