39. Jatuh

496 70 4
                                    

Derasnya hujan berlangsung sebentar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Derasnya hujan berlangsung sebentar. Kurang lebih setengah jam berteduh, anak futsal yang tadi memenuhi koridor lantai dasar gedung IPS,  satu per satu pulang ke rumah masing-masing.

Renu keluar dari tempat persembunyian, terlihat hanya motornya tersisa di parkiran. Tatapannya mengedar sebelum naik ke motor, memastikan tidak ada yang melihat keberadaannya selain satpam di depan gerbang. Menunggunya dengan sabar sebelum menutup sekolah.

Renu tidak berniat pulang. Mengetahui waktu menunjukkan pukul 06.00 sore, dia melajukan motornya ke arah mall. Mendatangi mamanya yang dia yakin masih berada di klinik kecantikan di sana.

Sebelumnya, mamanya itu memberi kabar di grup chat keluarga kalau dia berada di mall. Mengajak makan siang bersama. Sayang, Yeri sibuk dengan tugasnya di kos teman, sedangkan Renu sudah berjanji nonton berdua Ewil di rumah.

Handphonenya sudah tidak bisa dinyalakan lagi, menghampiri mamanya tanpa memberi kabar terlebih dahulu, dia berharap tetap bisa bertemu.

Setelah bertanya kepada satpam di depan pintu mall, Renu mengetahui Klinik Kecantikan itu berada di lantai dua mall. Dia mendatangi tempat itu. Ruangannya serba putih dan lilac, perabotannya terlihat sederhana namun menimbulkan kesan cantik. Dia menghampiri meja resepsionis. “Mba, ibu Tiffani Candra masih di dalam, ga?”

“RENU!” Baru saja bertanya apakah mamanya masih di dalam atau sudah pulang, Renu mendengar suara mamanya memanggil dari arah kanan.

“Makasih mba, orangnya udah ada itu.” Renu memberikan senyumnya kepada mba-mba di balik meja resepsionis.

“Katanya ga mau nyamperin mama?” kata Tiffani sembari menghampiri Renu. Melingkarkan tangannya di bahu anak cowoknya itu. “Mukamu kenapa lipat seribu gitu?” Dia memerhatikan raut Renu.

“Hapeku yang remuk seribu.” Renu mengeluarkan handphone dari saku hoodie dan menunjukkan keadaan benda itu.

Mata Tiffani membulat. “Kamu apain?”

“Rusak.”

“Ya tau rusak,” sahut Tiffani.

“Beliin yang baru,” cetus Renu santai.

“Nih anak, enak banget minta-minta mulu!” seru Tiffani. Mencubit pipi anaknya sebal.

“Ya sama siapa mintanya kalo ga sama Mama.”

“Kamu jatuh? Kok bisa hapenya rusak gini?”

“Ga jatuh. Pokoknya rusak.” Renu tidak berniat menjelaskan.

REW Rabbit  [ RenHyuck ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang