Pagi berikutnya, Yolan meminta Renu ikut sarapan di rumahnya. Cowok itu keluar rumah lebih awal, takut keluarga tetangga seberang menunggunya.
Dengan mengenakan seragam lengkap dia duduk di balik meja di dapur keluarga itu. Seorang diri. Dua anak Yolan masih di kamar mereka.
Renu duduk tenang sambil memperhatikan wanita itu memanaskan susu di atas air yang dididihkan.
“Gimana? Masih demam dan pusing?” Yolan berbalik untuk menatap Renu. “Ewil bilang kamu flu. Tiffani ga bisa ke sini kan merawat kamu. Yeri juga sibuk kuliah.”
“Demam sama pusingnya udah hilang, Tante,” jawab Renu sopan.
Yolan mematikan kompor dan mengangkat mangkuk kaca berisi susu dari panci, lalu dia tuangkan susu itu ke dalam gelas. “Sarapannya susu, kan?”
Renu mengangguk seraya menyambut gelas yang Yolan sodorkan padanya. “Makasih.”
Yolan mengangguk. “Lain kali kalo Ewil ngajak hujan-hujanan, jangan mau.”
Renu menanggapinya dengan senyuman.
Pintu kamar di dekat dapur terbuka dengan suara nyaring. Ewil pemilik ruangan itu, melangkah tergesa-gesa sambil menggantungkan tali ranselnya ke pundak. “Belum telat, kan?”
“BTW, keren tuh hoodie!” tunjuk Ewil, memuji hoodie Adidas-nya yang kini menjadi milik Renu.
“Tentu. Dikasih orang aneh seberang rumah,” jawab Renu sambil melirik jam tangan.
“Masih sempat sarapan, kan?” tanya Yolan.
“Oke.” Ewil menarik piring berisi nasi goreng ke depannya. Menyantap hidangan itu dengan cepat.
Dari balik gelas susunya Renu memperhatikan. Suasana di sekitarnya sekarang terasa familier. Makan di dapur rumah orang lain. Masakan orang tua yang sebenarnya bukan orang tuanya, tapi sama hangatnya. Sosok cowok di depannya yang selalu tergesa-gesa di pagi hari.
Suasana yang sempat menghilang beberapa waktu.
Renu berharap semoga tidak ada lagi jeda hubungan hangat antara dirinya dan Ewil. Dan keluarga cowok itu.
“Besok-besok kalo ga sempat sarapan, mampir ke sini aja.” Yolan baru kembali dari ruang tengah. Bicara kepada Renu.
“Iya, Tante.”
“Lama ga ke sini berasa canggung ya?” tanya Yolan, sadar akan sikap anak temannya itu. Dari tadi kerjanya mengangguk patuh dan menjawab sopan. Bukan kebiasaan Renu seperti itu. Biasanya dia sesuka hati seakan rumah itu miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REW Rabbit [ RenHyuck ]
Ficção AdolescenteR E W rabbit : Ruby eye - white / white bunny with ruby eyes New Zealands are bred for meat, pelts, show, and laboratory uses, being the most commonly used breed of rabbit both for testing Arti lainnya dari kelinci percobaan adalah orang yang pertam...