04. Skinship

1.2K 153 6
                                    

Sepulang dari bioskop dan makan bersama di tempat langganan mereka dulu sering makan bersama, Renu menginginkan pulang ke rumah—hanya dia yang masih mengenakan seragam, rasanya tidak nyaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepulang dari bioskop dan makan bersama di tempat langganan mereka dulu sering makan bersama, Renu menginginkan pulang ke rumah—hanya dia yang masih mengenakan seragam, rasanya tidak nyaman. Azim mengajak mereka nongkrong di sebuah kafe, santai bersama hingga malam tiba. Anggaplah ronde ketiga dari acara ngumpul mereka, tapi Renu ingin pulang. Dia tidak lelah, dia hanya risih dengan pakaiannya.

Ketika dia memutuskan ingin pulang, tentu tiga temannya yang lain tidak bisa membantah. Acara ngumpul mereka berakhir cukup sampai di sana. Dia pulang bersama Ewil menaiki motor cowok itu. “Sorry, ya, vroh,” katanya kepada Azim. “Kalo mau ngumpul lebih lama enaknya Minggu.”

Azim menepuk pelan bahu Renu. “Gue kan cuma ngasih ide, next time bisa lah.”

“Nongkrong di rumah Renu lagi kayaknya enak,” tambah Eno.

“Boleh,” sahut Renu.

“Diatur lah nanti,” kata Eno.

“Oke, duluan ya, No, Zim!” Ewil berpamitan kepada kedua temannya saat Renu sudah naik ke motornya dan duduk di belakang.

Motor itu melaju pelan meninggalkan tempat makan lebih dulu. Tidak ada sesuatu istimewa setelah kencan pertama mereka. Ewil terlihat biasa saja dari rautnya yang terpantul pada kaca spion. Sementara Renu, kepalanya sibuk memutar teori-teori dan ingin dibuktikannya.

Dekati dia dan coba condongkan tubuhmu merapat padanya. Sentuhan kulit telanjangmu pada kulitnya. Tunggu dan cermati gerakkan dia selanjutnya. Menjauh, atau betah saling menempel. Beberapa orang mengatakan, jika dia tetap nyaman pada jarak yang teramat dekat, artinya dia menyukaimu.

Namun, yang mengatakan kesimpulan itu hanyalah beberapa dari miliaran manusia. Banyaknya kepribadian. Berbedanya keadaan. Perlu ditekankan bahwa tiap orang berbeda perilakunya saat berhadapan dengan orang yang mereka sukai.

Ditahap awal, tidak akan semudah itu saling bersentuhan sementara diri tidak tahu apakah yang lainnya menyukai perasaan yang sama. Karena itu dia hanya mampu mencuri pandang. Mengamatinya dari jauh. Karena duduk bersebelahan saja rasanya terlalu gugup.

Katanya sentuhan membuktikan rasa nyaman satu sama lain saat berduaan. Tapi sepertinya tindakan ini berlaku bagi dua orang sudah saling mengetahui perasaan masing-masing. Jika tahapan dirimu menyukai seseorang masih berada di awal, baru menerka rasa itu suka atau hanya sekedar terpesona, menyentuh orang asing dan merasa nyaman itu sangat tidak.

Renu memperhatikan dirinya, jarak duduknya normal layaknya menumpang pada umumnya. Lutut yang terlipat berpangku pada besi di bagian belakang motor. Sedikit menyentuh si pengendara yang fokus pada jalanan. Dia mengamati jarak itu, sesekali hilang akibat jalanan yang tak mulus—memaksa tubuhnya maju lebih menempel pada orang di depan.

REW Rabbit  [ RenHyuck ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang