Hujan berhenti selepas senja. Rayi memaksa Deri menjemputnya untuk pergi ke rumah Renu. Temannya itu tidak menjawab satu pesan pun darinya.
“Ada kejadian apa sih, sampai lo panik gini?” tanya Deri, membuka kaca mobil dan menuntut penjelasan.
Rayi berlari keluar dari halaman rumahnya. Mengenakan jaketnya asal dan masuk ke dalam mobil. “Tadi siang Renu jatuh dan itu gara-gara Ewil. Gue pengen berkata-kata kasar ingat kejadian itu. Beruntung gue masih ingat Ewil itu teman gue juga. Jadi, Renu berdiri di pinggir koridor, dia pulang duluan dijemput tante Tiffani. Tiba-tiba ada siswa lari di koridor dan ga sengaja ngedorong Eno, ga sengaja juga ngedorong Renu. Awalnya Renu ga jatuh—agh!” Rayi memotong ceritanya.
“Lanjutin ceritanya Rayi,” desak Deri, cewek di sebelahnya memilih sibuk mengacak rambutnya sendiri.
“Renu itu ga jatuh loh, Der,” ucap Rayi penuh penekanan. “Ewil nangkap tubuh Renu, jadi dia ga jatuh. Tapi ..., terus, terus, ga ngerti gue Ewil kenapa, tiba-tiba aja dia lepasin pegangannya dan biarin Renu jatuh.”
“Ke tanah?” tebak Deri.
“Jatuh! Jatuh ke tanah. Kotor, basah karena hujan. Dan—agh, gue pengen banget nyumpah. Parahnya, Ewil cuma diam. Diam aja lihatin Renu jatuh kayak orang bego.”
“Terus Renu gimana?”
“Yan sama Eno langsung nolongin Renu lah. Eno aja kelihatannya marah. Parahnya, Ewil tetap aja diam gitu aja ga nolongin Renu.”
“Wah! Kok gitu?” ujar Deri. Mobilnya sudah meninggalkan komplek kediaman Rayi.
“Mereka kan sama-sama suka, gue ga ngerti kenapa jadi seaneh ini,” kata Rayi, menghela napas kemudian.
“Ini ke rumah Renu pengen ngapain?” tanya Deri.
“Renu jadi aneh tau,” Rayi mengadu. “Setelah dilepas dengan sengaja dan jatuh ke tanah. Basah dan kotor. Pas ditanya Eno, dia malah jawabnya ga apa-apa.”
Deri membulatkan kedua matanya. Pegangannya pada setir menjadi lebih erat. Dia ingin menoleh dan melihat ekspresi Rayi, namun fokusnya harus tetap ke depan karena jalanan sedikit macet setelah hujan.
“Kan?!” seru Rayi, dia tahu Deri memiliki pikiran sama dengannya. “Renu ga marah-marah kayak biasanya. Dia bilang ga apa-apa, itu udah aneh banget.”
“Kaget gue dia cuma bilang gitu habis dibuat jatuh sama Ewil,” kata Deri, terkekeh singkat.
“Andai aja lo lihat gimana wajah Renu saat bilang gitu. Ekspresinya jelas banget dia kaget digituin Ewil.”
KAMU SEDANG MEMBACA
REW Rabbit [ RenHyuck ]
Genç KurguR E W rabbit : Ruby eye - white / white bunny with ruby eyes New Zealands are bred for meat, pelts, show, and laboratory uses, being the most commonly used breed of rabbit both for testing Arti lainnya dari kelinci percobaan adalah orang yang pertam...