02. How to Play

1.3K 180 10
                                    

Ren 💬Jelasin cara mainnya 💬

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ren 💬
Jelasin cara mainnya 💬

RENU
💬 Oke
💬 Gue tunggu

Di? 💬

RENU
💬 Rumah gue
💬 Cepat...

Tidak perlu waktu lama bagi Ewil memutuskan apakah dia akan menerima ajakkan Renu bermain permainan gila itu, atau tidak. Setelah hujan reda dan mereka berada di rumah masing-masing, dia mengirim pesan kepada cowok itu.

Dia disuruh pergi ke rumah di seberang rumahnya. Letaknya saling berhadapan. Keluar dari halaman, lalu menyeberangi jalanan komplek tidak seberapa lebar maka dia akan sampai di rumah Renu. Tidak jauh, tapi tidak pernah dia kunjungi kurung waktu hampir dua tahun.

Canggung. Langkahnya lamban menginjak satu per satu keramik halaman tetangga seberang yang bermotif batu-batu kecil. Teras rumah itu sempit, menyambut siapa yang datang dengan daun pintu besar berwarna abu-abu tua.

Bukan kebiasaannya mengetuk pintu terlebih dahulu memasuki rumah itu—dulu, tapi sekarang rasanya dia perlu bertatakrama.

Tok!
Tok!
Tok!

Dia menunggu penghuni di dalam rumah membukakan pintu.

“Ewil?” Seorang cewek cantik berambut panjang sepunggung berseru melihat dirinya, kedua bola matanya terbuka lebar tampak ragu dengan penglihatannya.

“Ka Yeri, Renu nya ada?” Pertanyaan konyol, dia tentu tahu anak bungsu di rumah itu ada di dalam. Rasanya, sopan santunnya sebelum masuk ke rumah orang lain dia praktikkan di rumah itu terasa aneh. Sama sekali bukan kebiasaannya. Dan, cewek bernama Yeri itu juga tampak asing dengan sikap sopannya.

“Renu nya ada,” gumam Yeri. Menoleh ke dalam dan mendapati adiknya sedang menuruni tangga. “Mau masuk?” tanyanya canggung. Dia tidak terbiasa menanyakan Ewil dengan pertanyaan semacam itu.

“Masuk aja kali!” seru Renu dari dalam.

Yeri membuka pintu lebih lebar dan mempersilakan Ewil masuk.

Pertama kali menginjakkan kaki di ruangan itu setelah sekian lama tidak, maniknya mengedar memperhatikan dan menyadari tidak ada yang berubah. Ruang tengahnya masih berfungsi sebagai ruang tamu sekaligus ruang nonton, televisi besarnya masih menempel pada dinding yang sama seperti beberapa tahun lalu. Sebagian besar dinding rumah itu adalah kaca. Tangga melingkar di tengah rumah dan di sampingnya dijadikan area dapur.

“Misi, Ka,” kata Ewil saat melewati Yeri.

“Sumpah, aneh banget lo yang sopan gini,” gerutu Yeri di belakang Ewil setelah menutup pintu. “Lo kelamaan ngindarin adik gue sih.”

REW Rabbit  [ RenHyuck ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang