Saat acara makan hampir selesai, semua panitia festival dan para guru saling berpamitan untuk pulang, Renu menyelipkan dirinya keluar dari ballroom hotel secara diam-diam. Berlari setelah berhasil menghilang dari teman-temannya, menghampiri mobil Deri yang dia kenal terparkir di depan hotel.
“Kenapa tiba-tiba minta jemput?” tanya Deri. “Untung gue belum nyampe rumah. Kalo udah di rumah susah buat keluar lagi.”
Bruk! Renu menutup keras pintu mobil. Menghempaskan punggungnya ke jok.
“Buset! Marah kayaknya nih anak.” Deri menyilangkan tangan di depan dada membentuk perisai. “Kenapa sih?”
“Babi emang si Ewil,” ucap Renu.
“Lah?! Berantem lo?”
“Main pacar-pacarannya udah kelar. End! Dan, Ewil bilang ke gue, 'sama, lo adalah teman penting bagi gue'.” Renu menatap kesal ke arah Deri. “Setelah menyelam lautan, terbang ke luar angkasa, dan pergi ke bulan, dia bilang gue cuma teman. Teman?! Hahaha ... Dia pikir gue bodoh banget apa sampai ga tau. Mana ada teman segitunya ke teman. Masih aja denial. Kampret!”
Deri melajukan mobilnya meninggalkan area hotel. “Terus, buat lo?”
“Apanya?”
“Setelah menyelam lautan, terbang ke luar angkasa, dan pergi ke bulan berdua, Ewil masih sama sebagai teman doang?”
“Kok nanya gue? Tujuan gue ngajak dia main pacar-pacaran kan biar dia ngaku suka sama gue. Bukan malah nanya ke gue gimana perasaan gue?” Renu merengut. Mendengus kesal, tangannya mengepal ingin menampar Deri.
“Diperlakukan se-sweet dan spesial kayak gitu, Ewil masih teman?”
Plak! Tangannya menampar lengan Deri. “Lo teman gue kan? Jangan nyudutin gue lah.”
“Ga nyudutin lo, ah. Gue cuma mempertanyakan,” tegas Deri.
“Ya ya ya,” Renu bersenandung. “Ewil tetap teman. Diam lo!”
Ddrrtt ...
Ddrrtt ...
Ddrrtt ...Handphone Deri di atas dashboard bergetar. Nama Rayi tertera di layar.
“Jawab dong, beb. Ntar dia ngamuk teleponnya diabaikan,” pinta Deri kepada Renu. Temannya itu berdecak, menempelkan handphone ke holder di dashboard. Menekan mode speaker agar Deri bisa bicara sambil menyetir.
“Renu sama lo?” tanya Rayi nyaring setelah teleponnya dijawab.
“Ya ... Gue di sini,” sahut Renu.
KAMU SEDANG MEMBACA
REW Rabbit [ RenHyuck ]
Teen FictionR E W rabbit : Ruby eye - white / white bunny with ruby eyes New Zealands are bred for meat, pelts, show, and laboratory uses, being the most commonly used breed of rabbit both for testing Arti lainnya dari kelinci percobaan adalah orang yang pertam...