23. Spend the Night

496 74 11
                                    

“Lo di mana?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Lo di mana?”

“Sekolah.”

“Ngapain sore gini masih di sekolah?”

“Males pulang.”

“Oh. Oke gue ke sana.”

“Lo ke sekolah gue?”

“On the way beb.”

“Serius? Sama siapa lo?”

“Sendiri.”

Bip!

Renu memutuskan hubungan telepon. Dia menghampiri ojek onlinenya dan pergi dari depan sekolah.

Dia sengaja pergi ke sekolah Deri dengan memesan ojek online karena tidak ingin siapa pun tahu ke mana dia pergi. Terutama Ewil.

“Kusut banget muka,” ujar Deri berkomentar. Dia menyambut Renu di depan gerbang.

“Lo pikir cucian,” jawab Renu sinis.

Deri mencubit pipi temannya itu. “Lucu banget sih cemberut gini.”

Plak!

Tinju keras menghantam lengan Deri.

“Sakit beb!” Deri mengaduh.

“Muka lo ngeselin.”

“Ga ada baik-baiknya lo sama gue, padahal udah gue temenin pas bete,” kata Deri, mencibir. “Ga diangkat tuh telepon?” Bibirnya menunjuk handphone Renu di saku cowok itu.

“Abaikan,” ujar Renu, mengibaskan tangannya.

Handphonenya berbunyi puluhan kali—dia yakin itu panggilan dari Ewil. Dia tidak ada niat untuk menjawab. Benda itu terus berbunyi dan dibiarkan saja.

“Yuk!” Deri melingkarkan tangannya di bahu Renu, mengajak cowok itu ke tempat persembunyian miliknya.

Miliknya karena tidak ada siswa lain tahu tempat itu kecuali dirinya dan Rayi. Letaknya di bagian belakang kawasan sekolah. Dia satu-satunya pemilik kunci pintu masuk ke sana.

“Gue bukannya ga setia kawan ga ikut Ewil pindah sekolah.” Deri berdalih saat ditanya kenapa tidak ikut pindah sekolah.

“Sebenarnya bisa aja gue ikut pindah sekolah. Gue punya alasan. Alasan gue ga ikut pindah ya karena tempat ini.” Tempat tersembunyi itu.

Orang tua Deri salah satu donatur tetap di sekolah. Kata lainnya dia anak dari pemilik gedung sekolah. Di sekolah lain dia yakin tidak akan mempunyai wewenang yang dia dapat karena pengaruh sang ayah. Kebebasan menggunakan atap gedung itu sesuka hati tidak akan dia miliki di sekolah lain.

Setiap orang memiliki kegilaan tersendiri. Renu sangat bersyukur salah satu teman gilanya mempunyai tempat setenang itu. Kegiatan nyebat dan kegiatan aneh lainnya tidak akan diganggu orang lain.

REW Rabbit  [ RenHyuck ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang