30. I Better Than

470 67 5
                                    

Masih di malam yang sama, Renu dan Yeri berkutat di depan laptop di kediaman nenek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih di malam yang sama, Renu dan Yeri berkutat di depan laptop di kediaman nenek.

“Posting aja ...,” ujar Renu, mendesak kakaknya.

“Lo yakin?” Yeri menatap adiknya.

“Yakin!” tandas Renu. Tangannya mengepal dan kepalanya mengangguk mantap.

“Di akun jualan nyokap aja belum diposting loh, Ren,” kata Yeri.

“Ga apa-apa. Nyokap harusnya banyak bersyukur gue posting jualannya lebih dulu di akun gue ketimbang di akun dia. Gue kan sekarang BA butik dia—” Kalimatnya terpotong karena terganggu, sebelah alis kakaknya tiba-tiba terangkat—ekspresinya kelewat sinis. “—Anggap gitu aja kakak sayang!” Dia bicara kepada tampang keberatan Yeri. “Biar ga jadi masalah gue posting lebih dulu di akun gue. Tambahin captoin  baju yang gue pakai dari butik nyokap, tag akunnya sekalian. Tambahin hastag bejibun juga.”

“Serius?” tanya Yeri sekali lagi.

“Iya Yeri!” Kedua deretan gigi Renu beradu.

“Lo di foto-foto ini kelihatan perut semua loh, Ren,” ujar Yeri memberitahu.

“Justru itu. Hahaha ...,” kemudian Renu tertawa.

Yeri menatap semakin heran ke arah adiknya.

“Biar banyak yang komen how looks I am.” Renu menyudahi tawanya dan tersenyum miring. “Di foto-foto itu gue keren banget—lo mengakuinya?” Yeri mengangguk setuju. “Semakin banyak yang muji, semakin Ewil ngerti harusnya dia bersyukur gue bersedia jadi pacar dia. Meski pura-pura.”

“Adik gue udah gila,” Yeri bergumam sambil menggeleng kecil.

“Biar rencana gue berhasil, kakak,” kata Renu. “Dia tuh goblok! Gue udah buang-buang waktu mau jadi pacar dia, tapi malah sibuk sama cewek lain.”

“Cantik itu cewek?” tanya Yeri bertanya.

Renu menggulir matanya ke kanan, lalu perlahan berubah arah ke kiri dan kembali bergulir ke kanan. Mulutnya mengeluarkan suara mendengung selagi dia mengingat-ingat bagaimana wajah Jessi. “Cantik sih,” katanya lamban.

“Ewil suka kali sama tuh cewek?”

Renu mencibir. “Dia jadiin Jessi alat biar gue cemburu.”

“Aneh,” Yeri berkomentar.

“Kan?!” sentak Renu. “Ditambah, Jessi yang Ewil jadiin alat itu sukanya sama gue. Hahaha.”

REW Rabbit  [ RenHyuck ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang