1. Pagi Yang Berat

2.1K 135 27
                                    

Hai...Hai..., Keavy di sini..., maaf akhirnya memposting ini di sini, mungkin ada yang belum membacanya :) It's original by me :)

Mudah-mudahan-mudahan berkenan dan kalian menyukainya :)


1. Pagi Yang Berat

Natchez, Missisipi, 1850

Hari masih pagi saat Tom berjalan cepat di antara lorong rumah besar ini. Sekuat tenaga, ia memaksakan kaki rapuhnya agar cepat sampai di kamar Terrence. Di tangannya telah siap baki sarapan untuk sang Tuan Muda. Tidak dipedulikan lagi, rasa sakit yang mungkin tak akan pernah hilang dari tubuhnya, menusuk sendi tulangnya. Yang ia perlukan saat ini adalah bisa membuat Terrence sarapan dan siap sebelum pukul 6 pagi.

Perlahan dibukanya pintu besar itu, dan masuk ke dalam. Tom menghela napas mendapati Terrence masih meringkuk di tempat tidur kayu besar itu.

Diletakkan baki sarapan tersebut di meja. Ia pun membuka semua tirai jendela besar dan membiarkan sinar matahari masuk ke dalam.

Tom sempat berharap sinar matahari akan membangunkan tuan mudanya. Namun tak ada, Terrence masih terlelap.

Dihampirinya sosok tersebut, dan Tom harus tersenyum. Tubuh 12 tahun Terrence, tampak kecil, tenggelam di balik selimut wol tebalnya yang nyaman. Tuan mudanya terlihat seperti masih berusia 9 tahun. Tapi Tom yakin, tuan mudanya akan tumbuh menjadi pria besar nan gagah, seperti Tuan Besar.

Sesaat ada perasaan bangga ia telah mengasuh Terrence sejak usia 8 tahun, dan melihatnya tumbuh besar. Tak hanya itu, Terrence pun menjadi anak yang pintar, cerdas dan penuh empati, terlebih kepada para budak.

Sejak empat tahun lalu, Tom dipercaya untuk menjadi Pelayan Pribadi Terrence, putra tunggal Tuan Tanah perkebunan kapas Jonathan Warwood. Ia bertanggung jawab penuh akan pengasuhan dan pelayanan Terrence yang usianya empat tahun lebih muda darinya. Bagi Tom yang terlahir sebagai budak, melayani Tuan adalah tugas terpentingnya, tidak peduli harga mahal yang harus dibayarnya dengan semua rasa sakit di tubuhnya ini.

Tom menarik napas, tersadar dengan apa yang akan dihadapinya jika sampai Terrence terlambat. Meski tidak sampai hati, ia harus segera membangunkan Terrence.

"Tuan Muda Terrence..., bangunlah..." Tom membangunkan perlahan.

Hanya suara erangan kecil yang Tom dapat.

"Bangun, Tuan Muda." Tom mengguncangkan pelan tubuh Terrence, dan menyingkap selimutnya.

Terrence semakin mengerang, "Pergi sana, Tom...," Ditarik kembali selimutnya.

"Maafkan saya, Tuan, tapi kau harus bangun..."

"Tidak mau...." Suaranya semakin kecil di balik selimut tebalnya.

"Harus, Tuan. Kau ada jadwal latihan, jam 6 pagi ini. Dan Tuan Besar tidak menyukai jika kau terlambat." Tom kembali menyingkap selimut Terrence.

"Aku tidak peduli!"

"Tapi saya peduli, Tuan," Tom menyahut, dengan nada sedikit tegas.

Terrence terdiam. Ia tahu arti nada tegas itu. Perlahan dibuka selimutnya, dan bangun. "Aku benci berburu," gumamnya.

"Saya tahu, Tuan, tapi Tuan Besar mengharapkanmu menjadi pemburu yang hebat."

"Pemburu yang hebat? Untuk apa? Untuk memburu makhluk yang membunuh Ibu? Ibu yang tidak pernah aku kenal?"

Tom hanya tersenyum hangat, dan bersimpati. Rumor mengatakan Nyonya Catherine terbunuh oleh makhluk penghisap darah, saat Terrence masih berusia 1 tahun. Peristiwa itupun merubah Tuan Warwood yang semula hanya seorang Tuan Perkebunan, kini juga menjadi seorang Pemburu Vampir1. Tom tidak tahu peristiwa itu, karena saat itu ia belum tinggal di sini.

Unwanted (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang