Lohaaa, kembali datang malam-malam hehehe
Baiklah mari kita lanjutkan ...
So, enjoy and hope you like it :)
36. Aku Harus Pergi
"TIDAK BISA!!! BERANINYA, KAU!!??"bentak Jonathan muntab. "KAU TIDAK AKAN MEMBAWA ANAKKU!!" Matanya penuh amarah. Beraninya anak muda ini memintanya? Tom putranya, tidak ada yang boleh membawanya pergi dari rumah ini. Bukan ini yang ia ingin dengar saat Phillipe menemuinya selepas makan malam. Bagaimana mungkin Phillipe berani meminta izin untuk membawa Tom pergi?
"Dengan segala hormat, Tuan..., ini bukan keinginan saya, tapi keinginan Tom." Phillipe masih mencoba bersabar dan tenang dengan segala amarah yang mungkin ia terima.
"Ya, yang dihasut olehmu!" balas Jonathan marah.
"Bukan." Phillipe menggeleng kepala. "Tentu saja saya menginginkan Tom tetap tinggal di sini, bersama keluarganya, bersama adiknya. Tapi Tom yang memintanya untuk pergi bersama saya, Tuan."
Kemarahan Jonathan sirna seketika. "Apa?" Napasnya tertahan.
"Maafkan saya, Tuan, tapi Tom yang menginginkannya," ucap Phillipe tenang.
"Kenapa?" Jonathan sama sekali tak mengerti mengapa Tom ingin pergi dari sini.
"Tom belumlah siap untuk tinggal di sini, Tuan. Ia belum merasa aman. Ia masih ketakutan dengan rumah ini."
"Ini rumahnya, aku yang akan melindunginya," sahut Jonathan pasti.
"Tidak, Tuan," Phillipe kembali menggelengkan kepala. "Anda tidak akan bisa. Tidak dengan setelah apa yang terjadi hari ini. Hari ini benar-benar membuatnya terguncang. Ada sesuatu yang kembali dirasakan Tom saat ini, dan membuatnya merasa tidak aman."
"Aku akan memperbaikinya," cetus Jonathan. "Ia akan segera merasa nyaman dan aman di sini."
Phillipe terdiam sesaat, memandang Tuan Besar keras kepala ini.
"Bisakah Anda menghapus apa yang terjadi hari ini?" tanya Phillipe mencoba menantang. "Penghukuman yang Tuan lakukan hari ini sangat mengguncangnya. Anda tidak bisa mengingkarinya."
"Akan kuperbaiki!" Jonathan menyahut ketus.
"Bagaimana Anda akan memperbaikinya? Saat ini, ia tidak merasa nyaman."
"Dia akan merasa nyaman. Ini rumahnya," sahut Jonathan yakin.
"Bukan," sahut Phillipe tegas dan pelan. "Ini rumah penyiksaannya. Tempat ini tidak pernah menjadi rumahnya. Masa lalunya akan terus menghantuinya. Tidakkah Anda melihatnya?"
"Semua akan segera berlalu," Jonathan mencoba mengabaikannya.
"Tidak akan, Tuan, tidak akan berlalu dengan mudah. Tidak, jika dia tidak meninggalkan tempat ini."
"Ia harus bisa menghadapi ketakutannya," sahut Jonathan gusar.
Terpaku dengan ucapan itu, Phillipe terdiam sesaat. "Jadi Anda ingin menyiksanya kembali?"
"Apa?" Jonathan tercekat. Tak mengerti maksud kalimat itu.
"Anda akan kembali menyiksa putra Anda? Dia sedang dalam keadaan sangat rapuh. Tidakkah Anda ingin melihatnya membaik?"
"Tentu saja aku ingin dia membaik," sergah Jonathan langsung. "Tapi aku tidak akan mengirimnya pergi. Aku tidak akan membuang anakku lagi."
"Ini bukan membuangnya," Phillipe mencoba beralasan. "Anda akan membiarkan dia pergi untuk mendapatkan pertolongan yang dibutuhkannya. Dan saat ia siap, ia akan kembali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted (END)
Ficción históricaTerlahir sebagai seorang Budak Perkebunan Kapas, Tom tahu tugas dan posisinya hanya untuk melayani Sang Tuan Muda yang masih berusia 12 tahun. Dengan hanya berjarak usia 4 tahun, Tom menyayangi Terrence seperti kepada adik yang tidak pernah ia mili...