Baiklah, mari kita lanjutkan .. :)
Semoga ada yang sedikit membuat kalian bisa bernapas normal hehehe ....
So, enjoy, and hope you like it :)
35. Monster Sejati
Cruel bangkit dari lantai setelah semua orang keluar dari istal. Ia terluka. Bukan dari pukulan Tuan Phillipe, tapi dari kekesalannya yang harus terhenti saat sedang memberi hukuman budak itu.
Dengan limbung ia keluar dari istal dan melihat seorang budak perempuan muda yang melintas di hadapannya. Tanpa berpikir dua kali Cruel langsung menariknya dan mendorongnya ke semak terdekat. Cara terbaik untuk melampiaskan kekesalannya.
*##*
Tuan Warwood kembali pulang dari urusannya. Saat mendengar kedatangan ayahnya, Terrence langsung berlari keluar kamar Tom, menyambutnya.
"AYAH!" serunya dengan berlari menuju ayahnya. "CRUEL MENCAMBUK TOM LAGI!!!" lapornya langsung.
Jonathan melihat putra bungsunya berlari menujunya, dan ia tahu sesuatu baru terjadi. Tapi mendengar Cruel mencambuk Tom, bukanlah salah satu yang ingin ia dengar.
"Apa!?" Jonathan terkaget. "Apa maksudmu Cruel mencambuk Tom? Di mana Tom sekarang?"
"Di kamarnya," sahut Terrence dan berlari kembali ke kamar Tom. Ayahnya mengikuti di belakangnya.
Saat Jonathan masuk ke dalam kamar, ia melihat putra sulungnya di tempat tidur dalam kondisi yang tidak ingin ia lihat lagi. Kondisi seperti di masa lalu. Jika dulu ia selalu melihatnya terbaring beralaskan jerami di Kabin, saat ini sosok itu meringkuk di tempat tidurnya. Dengan wajah pucat serta nanar yang sama, akibat perlakuan semena-mena padanya. Wajah yang sangat ia kenali selama 8 tahun, wajah yang selalu membuatnya gundah, namun berusaha ia kesampingkan. Tapi kini tidak mungkin lagi ia kesampingkan. Ini anak kandungnya!
"Cruel mencambuknya tanpa alasan!" lanjut Terrence melaporkan, menyadarkan Jonathan.
Jonathan mendekati tempat tidur besar itu. "Tom...?"
Tom terlonjak dengan suara Tuan Warwood, dan secepatnya ia berusaha untuk bangkit dan berdiri, tapi Tuan Phillipe menghentikannya.
"Tuan...." Tom menahan napasnya.
"Jangan bangun," sahut Jonathan lembut. "Tetaplah berbaring."
Tom sedikit tenang dan kembali mencoba berbaring, tapi tatapan ketakutan itu tetap pada di sana.
"Apa yang terjadi?" tanya Jonathan dengan suara tegas penuh perhatian, lalu duduk di samping Tom membuat Tom menjengat ketakutan.
"Tidak apa-apa, Tom, jangan takut," Jonathan langsung menenangkan.
Tom menelan ludah. "Salah saya, Tuan, saya tidak kuat memegang tali kekangnya."
"Huh? Tali kekang apa?" Jonathan tak mengerti. Ia menoleh kepada Terrence dan Tuan Phillipe meminta penjelasan. "Apa yang terjadi?"
"Kami sedang berada di istal untuk mengambil kuda," Phillipe menjelaskan. "Tom membantu Terrence dengan kudanya, setelah itu ia mengambil salah satu kuda untuknya. Tapi ternyata tanpa sebab, kuda tersebut ketakutan, lalu berdiri dan melawan lalu lari keluar istal. Saya segera mengejar kuda tersebut untuk menangkapnya. Namun saat saya kembali..." Phillipe berhenti sejenak.
Jonathan menyimak penjelasan itu, dan menoleh kepada putra bungsunya. Terrence segera melanjutkan.
"Setelah kuda itu lari keluar, Cruel datang, dan menyerang Tom, menyalahkan Tom!" lanjut Terrence. "Aku mencoba menghentikannya, tapi dia tidak mendengarnya! Cruel mencambuk Tom dengan brutal!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted (END)
Ficção HistóricaTerlahir sebagai seorang Budak Perkebunan Kapas, Tom tahu tugas dan posisinya hanya untuk melayani Sang Tuan Muda yang masih berusia 12 tahun. Dengan hanya berjarak usia 4 tahun, Tom menyayangi Terrence seperti kepada adik yang tidak pernah ia mili...