12. Bertahan Hidup

198 41 3
                                    

Mari kita lanjutkan ... :)

ENJOY, and hope you like it ...

12. Bertahan Hidup

Phillipe memandang anak ini tanpa harapan. Dia sudah duduk menemani Tom selama lima hari, dengan terus bersama Ellen mengusap keringatnya karena demam yang tinggi. Rufus sedang pergi melakukan pembasmian sekumpulan Ghouls di kota sebelah. Phillipe tidak bisa menemaninya, karena ada anak terluka ini yang harus ia rawat.

Dengan rutin Phillipe mengganti perban, dan itu cukup sulit dilakukan karena Tom masih tetap memberontak dan meronta kesakitan, meski dalam keadaan tidak sadar.

Phillip mengingat semua luka yang ada di sekujur tubuh ini. Luka yang luar biasa. Belum pernah ia melihat luka sebanyak dan se-intense itu, bahkan untuk seorang budak sekalipun, terlebih budak muda dan berkulit putih. Seakan anak ini tidak pernah lepas dari hukuman untuk waktu yang lama. Teringat dua cap Warwood di tubuh Tom, membuat Phillipe berpikir, sekeji itukah Tuan Warwood kepada para budaknya?

Betapa inginnya Phillipe membebaskan anak ini dari semua penderitaan yang telah dialaminya. Tapi mengingat dua cap yang menempel pada tubuh Tom, membuatnya patah asa. Tidak mungkin ia membebaskan budak malang ini dari Tuan Warwood. Bahkan ada kemungkinan dirinya akan mendapatkan masalah dengan Tuan Warwood karena memiliki budaknya. Jadi sebesar apapun keinginannya untuk mempertahankan Tom, tetap ia harus mengembalikannya kepada Tuan Warwood, kembali pada tuannya yang keji, dan menghadapi masalah dengan Tuan Tanah itu.

Tapi itu akan ia pikirkan nanti, sekarang ia akan berfokus untuk menyelamatkan anak ini. Dia sudah memaksa Tom untuk makan, mendorong sup daging ke dalam mulutnya, agar bisa ditelannya. Bagaimanapun, usahanya ini tampak sia-sia, anak ini bahkan tidak bisa menelan, dan suhu badannya tidak juga menunjukkan penurunan dalam waktu dekat.

Phillipe semakin lelah. Dia tidak bisa meminta pertolongan lebih Rufus, dia bahkan sudah cukup beruntung, Rufus mengizinkannya merawat anak ini di rumahnya. Anak ini adalah tanggung jawabnya, dan harus dirinya yang merawatnya. Maka duduklah dia menemani dan terus mengusap anak ini. Phillipe tidak begitu berharap anak ini akan bertahan. Terlalu berat untuk dilalui Tom.

"Bagaiman keadaan dia?" Sebuah suara kecil mengejutkannya. Ia mendongak dan melihat sosok gadis cilik berusia 10 tahun, berdiri di sampingnya, dengan tatapan peduli.

Phillipe menghela napas lelah, "Hey, sedang apa kau di sini, Sayang? Apa ibumu tahu kau ada di sini?"

Gadis cilik berambut ekor kuda itu, menggeleng. "Apa dia akan mati?" tanyanya dengan melihat anak yang terluka itu.

Phillipe tersenyum dan menggeleng, "Aku harap tidak."

"Dia sedang sakit! Siapa dia? Kenapa dia terluka?" tanya gadis itu bertubi-tubi.

Phillipe menghela napas dan hanya tersenyum.

"Lilly Anne Hawkins, apa yang kau lakukan di sini?" Suara tegas seorang wanita mengejutkan mereka dari belakang. "Keluarlah, Sayang, kau tidak boleh berada di sini..."

"Aku hanya ingin tahu, aku bukan anak kecil lagi!" teriak gadis itu dan berlari keluar.

Ellen menghela napas melihat gadis kecilnya.

"Jangan terlalu keras padanya, Ellen," ucap Phillipe tenang.

"Ini bukan pemandangan yang bagus untuknya," Ellen membela diri.

"Yea, aku tahu."

"Dan kau, kau harus istirahat. Kau sudah duduk di sini selama lima hari penuh, kau butuh istirahat juga." Suara Ellen menunjukkan kekhawatirannya.

Phillipe menarik napas berat. Anak ini masih belum stabil dan masih belum sadarkan diri. "Tidak bisa, dia masih panas tinggi ."

"Tapi tidak akan ada gunanya jika kau sakit juga. Dan jangan harap aku akan merawatmu, saat kau pingsan karena kelelahan."

Unwanted (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang