21. Selamatkan Aku ...

183 38 9
                                    

Baiklah, mari kita lanjutkan ... :)

Untuk kesekian kalinya dan terakhir kali, persiapkan dan kuatkan hati kalian ...

Enjoy, and hope you like it :)

21. Selamatkan Aku ...

Rufus, Phillipe dan Jonathan telah berusaha secepat mungkin sampai ke penjara daerah, dan penuh harapan akan langsung menemukan Tom. Tapi mereka tiba saat menjelang sore hari, dan tidak menemukan Tom di sana. Seseorang telah membawanya.

"Aku Warwood. Jonathan Warwood!!" seru Jonathan marah dengan menunjukkan emblem Klan miliknya. "Kenapa kau memberikannya kepada orang lain!!!" Jonathan mencengkeram kerah petugas itu.

"Karena dia mengatakan telah membelinya dari Anda, Tuan Warwood," Petugas itu menjawab dengan tegas. "Anda telah menjualnya, bukan?"

"Dan aku ingin mengambilnya kembali!"

"Anda kurang cepat menjemputnya."

"Gggrrr!!" Jonathan semakin marah. Ingin ia membunuh orang ini sekarang juga karena telah memberikan putranya kepada orang lain.

"Jonathan!" Rufus mencoba meredam kemarahan Jonathan. Ia tahu kepanikan, kemarahan dan kekesalan yang dirasakan ayah dua anak ini.

"Tuan, beri tahu kami nama dan alamat yang membawanya," ucap Phillipe tenang.

Sang Petugas memandang ragu ketiganya. Hingga Rufus mengokang senapan yang dibawanya.

"Mark McLusty – Missisipi- Pedagang Budak," Petugas itu akhirnya memberitahukannya. Ia tidak mau mati konyol hanya untuk seorang budak.

Ketiganya tertegun. Pedagang Budak? Besar kemungkinan orang itu akan menjual Tom kembali.

"Baiklah. Terima kasih banyak." Phillipe mengangguk dan beranjak meninggalkan penjara, diikuti Rufus yang melepaskan kokangan senapannya.

Sesaat Jonathan masih belum melepaskan kerah petugas itu.

"Jonathan, ayo!" Rufus harus menarik tubuh besar itu hingga melepaskan petugas, dan keluar dari gedung penjara.

Ketiganya kembali memacu kudanya dengan kecepatan penuh menuju Missisipi. Mereka harus menemukan Tom sebelum dijual kembali dan semakin kehilangan jejak.

**##**

Tom jatuh lunglai tak bertenaga setibanya di rumah McLusty. Ia sudah berjalan ber mil-mil setengah hari ini, di bawah terik matahari dengan posisi berjalan yang tidak nyaman. Belum lagi bagian bawahnya yang masih terasa sakit dan semakin terasa sakit untuk berjalan jauh.

McLusty menyerahkan budak kesayangannya itu ke mandornya. "Masukkan dia ke sel, pisahkan dia dengan yang lainnya. Biarkan dia istirahat. Beri makan dan minum. Nanti malam bawa ke kamarku. Dan jangan ada yang berani menyentuhnya!"

Dua mandor kepercayaan McLusty mengangguk dan menjalankan perintah majikannya.

Sebagai seorang pedagang budak, McLusty memiliki beberapa budak yang belum terjual, dan dikumpulkan dalam beberapa sel yang berbeda.

Tom merasakan tubuhnya dipapah dua orang besar dan dimasukkan ke dalam sebuah sel. Tubuh lunglainya tergeletak begitu saja di lantai tanpa alas. Pasung dan rantai di tangan dan kakinya segera dilepaskan. Tom langsung meringkukkan tubuhnya, mencoba mengurangi rasa sakit di tubuhnya, terlebih bagian belakang bawahnya. Air mata kembali menetes. Lapar dan haus tak lagi ia rasakan. Ia hanya ingin mati. Ia letih dengan rasa sakit dan penderitaan yang tak kunjung usai.

Tiba malam, sesuai perintah Tuannya, dua mandor itu membawa budak baru ke kamar majikannya. Anak itu sempat memberontak, tapi dengan satu pukulan melumpuhkan tubuh lemahnya. Wajar jika budak ini lemah, ia bahkan tidak menyentuh makanannya, dan hanya minum. Mungkin Tuan McLusty yang akan memaksanya makan nanti.

Unwanted (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang