Baiklah, mari kita lanjutkan :)
Dan kupastikan kalian bisa bernapas dengan tenang kali ini ... :)
Enjoy, and hope you like it :)
27. Memaafkan?
Tom terbangun seketika dari mimpi buruknya. Kejadian-kejadian menyakitkan di masa lalu, kini semakin menghantuinya. Keringat dingin membasahi wajahnya. Disadarinya ia berada di samping Terrence yang masih tertidur pulas. Tom menghela napas lega dan mengusap keringatnya.
"Tom?"
Tom terlonjak dengan panggilan pelan itu. Refleks dia bangun dan siap berdiri.
"Tenang, Tom, ini aku..." Suara Tuan Phillipe langsung menenangkannya.
Tom kembali menghela napas lega, meski jantungnya masih berpacu kencang.
Phillipe memandangi wajah pucat itu.
"Ada apa, Tom? Mimpi buruk lagikah?"
Tom menggigit bibirnya, dan mengangguk lirih.
"Buruk sekalikah? Mau menceritakannya?" Phillipe menawarkan.
Tom terdiam, tidak yakin bagaimana menjawabnya.
"Hey, tidak apa-apa, jika kau tidak ingin menceritakannya," Phillipe tersenyum menenangkan.
Tom memandang lirih tuannya yang baik hati ini.
"Mimpi... saat saya pertama kali menjadi Pelayan Pribadi Terrence." Akhirnya ia menjawabnya.
Phillipe terkatup. "Owh, maafkan aku, Tom...." Kini ia menyesal telah menanyakannya. Meski tidak tahu keseluruhan ceritanya, ia ingat saat itulah Tom kehilangan sesuatu yang penting sebagai seorang lelaki.
Tom menelan ludah, mencoba meredam semua kenangan buruk itu.
"Bukan kenangan yang indah, tapi saat itu adalah hari saya memulai tugas saya menjaga Terrence. Memenuhi kebutuhannya, dan dia menjadi tanggung jawab saya..."
Phillipe mengangguk, dengan sekilas melihat bocah yang masih tertidur pulas itu.
Tom ikut melirik pada Terrence. "Sekarang dia telah mengetahui semuanya..."
"Yea...," Phillipe menghela napas penuh simpati. "Sepertinya dia sulit menerimanya, Tom."
Tom mengangguk lirih. "Dia kini membenci Tuan Warwood, ayahnya."
"Ayahmu juga, Tom."
Tom terdiam. Wajahnya menunjukkan ketidak-bahagiaan.
Phillipe memandangi Tom penuh perhatian. "Bagaimana perasaanmu, mengetahui Terrence juga membenci ayahnya, seperti dirimu?"
Tom terkatup. "Saya tak bermaksud membuat Terrence membenci Tuan Besar."
"Tapi sekarang dia membencinya."
Tom kembali terdiam, dan merasa bersalah. "Aku tidak ingin Terrence membenci Tuan. Tuan tidak pernah bersalah pada Terrence. Ya, mungkin beberapa kali dengan ketegasan dan disiplinnya, tapi Tuan bermaksud baik. Tuan sangat menyayangi Terrence."
"Terrence tidak bisa memaafkan apa yang dilakukan ayahnya padamu. Terrence lebih menyayangimu," timpal Phillipe.
Tom terkatup, merasa tidak nyaman.
"Mungkin jika kau memaafkan ayahmu, Terrence akan belajar untuk memaafkannya juga. Dia akan melakukan apapun yang kau lakukan, bukan?"
Tom menelan ludah berat. "Memaafkannya....? Sepertinya saya belum bisa, Tuan.... Tidak, setelah..."

KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted (END)
Ficção HistóricaTerlahir sebagai seorang Budak Perkebunan Kapas, Tom tahu tugas dan posisinya hanya untuk melayani Sang Tuan Muda yang masih berusia 12 tahun. Dengan hanya berjarak usia 4 tahun, Tom menyayangi Terrence seperti kepada adik yang tidak pernah ia mili...