Sebelumnya, terima kasih banyak telah membaca dan menyukai cerita ini. I really really appreciate it and really makes me happy :) thankyou thankyou!!--- Cerita ini sudah tamat, dan sudah ada bukunya. Cerita ini kubuat tahun 2009 hingga 2014, cukup lama dan cukup panjang, tapi aku sangat menikmatinya :), jadi jangan takut, akan tetap kuposting di sini hingga selesai. It's still a long journey and a quite bumpy road..., so please stick with me, it will be my honored. I promise you, it will be a great journey you wouldn't miss, regret and forget. So..., just sit relax, read and enjoy ... :)
Sekali lagi terima kasih banyak !! :)
~ Love Keavy ~
Okey...., mari kita lanjutkan :)
23. Aku Ayahmu, Nak ..
Hari berganti hari, hingga mendekati satu minggu, namun tetap belum juga ada tanda Tom akan bangun. Tubuhnya sedikit demam. Phillipe telah memberinya ramuan penurun demam. Jonathan terus berada di samping Tom, menunggu putranya akan terbangun membuka mata padanya. Dia tetap menemaninya dan terus mengusap wajahnya penuh perhatian dan kasih sayang, dan terus memaksa untuk dapat minum sesuatu, jangan sampai dia mengalami dehidrasi.
Terrence terus menanyakan Tom, kenapa dia belum juga menemuinya? Jonathan semakin tersiksa dengan kecemasan. Tom yang belum juga siuman dan rintihan Terrence, tak tahu apakah Terrence akan bertahan jika Tom tak juga bangun. Ia berharap, Catherine masih memberinya kesempatan dan tidak berniat mengambil kedua putra mereka. Jonathan masih harus memperbaiki semuanya!
Tom masih terperangkap dalam demam, dengan segala efek yang telah dialaminya beberapa hari ini. Tidak hanya perjalanan dengan jalan kaki yang cukup jauh tanpa makan dan minum di bawah terik matahari yang membakar kulitnya, serta rasa sakit dan luka di bagian tubuhnya yang membuat Tom seakan kehilangan hampir seluruh tenaganya, tapi juga ketakutannya akan apa yang terjadi jika ia kembali ke kediaman Warwood, yang membuat tak ada lagi keinginan untuk berjuang.
Teringat kembali wajah Tuan Warwood yang tepat berada di hadapannya. Tuan Warwood telah menangkapnya, dan menjemputnya pulang. Ia harus bersiap dengan segala hukuman yang akan diteriman
"Heh! Bangun, budak kotor!" Tom merasakan tendangan sepatu di perut kosongnya, hingga ia jatuh tersungkur ke tanah. Bibirnya sangat kering, ia membutuhkan air, tapi tak mungkin Tuan Warwood akan memberinya minum.
Tom menoleh dengan lemahnya dan hanya mendapat tarikan kencang di rantai yang melingkar di lehernya yang mencekiknya, lalu menariknya memaksanya berdiri. Tom mencoba untuk berdiri dan berjalan lagi. Ia bahkan ragu, bisa sampai di Kediaman Warwood dalam keadaan hidup. Dia tak ada lagi tenaga untuk berjalan.
Tapi ia berhasil. Ia bisa sampai di Kediaman Warwood.
Tuan Warwood langsung menyeretnya ke tiang cambukan. Cruel sudah menunggu di sana dengan senyum culasnya.
"Nah, Tom, kau tahu apa hukuman untuk budak yang melarikan diri? 200 cambukan. Tapi untukmu kuberi bonus. 250 cambukan..."
Tom hanya dapat menghela napas berat dan pasrah. Untuk kali ini ia yakin tidak akan dapat melaluinya. Ia akan mati bahkan sebelum hukuman selesai. Tapi jika harus mati, ia berharap dapat bertemu lagi dengan Terrence untuk terakhir kalinya. Tapi ia tak melihat Terrence di sekelilingnya. Hingga ia teringat, Terrence masih berada di rumah Tuan Phillipe dalam keadaan sakit. Jadi ia tidak akan bertemu dengan Tuan Mudanya lagi, bahkan untuk yang terakhir kalinya.
Cambukan pertama di punggungnya, melonjakkan tubuhnya dan mengirimkan rasa sakit di seluruh tubuh yang menyadarkan dari lamunannya. Cruel telah memulai tugasnya, dan Tom tinggal menunggu kapan nyawanya akan dicabut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted (END)
Ficção HistóricaTerlahir sebagai seorang Budak Perkebunan Kapas, Tom tahu tugas dan posisinya hanya untuk melayani Sang Tuan Muda yang masih berusia 12 tahun. Dengan hanya berjarak usia 4 tahun, Tom menyayangi Terrence seperti kepada adik yang tidak pernah ia mili...