01

3.6K 178 6
                                    

Happy Reading

"Kadang mau berusaha sekuat apapun, berjuang sekeras apapun, kita tetap ga akan bisa mendapatkannya. Mungkin karena, beberapa hal yang indah cukup dilihat dari jauh."

Sinar matahari yang cerah membangun seorang gadis yang tertidur dimeja belajar nya.

"Astaga, aku kesiangan. Gimana ini? Bibi pasti marah kalo dia pulang gak ada makanan." Ujar gadis itu panik.

Dengan segera ia pun keluar dari kamar nya menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya.

Setelah selesai ia pun langsung berlari ke dapur untuk memasak makanan sebelum bibi, paman serta kakak sepupunya pulang ke rumah.

Setiap malam minggu memang bibi dan pamannya itu selalu pergi untuk menghabiskan uang yang selama seminggu mereka kumpulan dari hasil seminggu bekerja. Uang yang mereka hasilkan selalu mereka habiskan sendiri untuk kesenangan mereka. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka Zeen lah yang menanggungnya.

Satu persatu bahan-bahan makanan dikeluarkan oleh Zeen dari kulkas. Gadis itu sangat pokus pada apa yang sedang dia lakukan sampai semuanya masakan sudah siap dan Zeen memindahkannya ke meja makan.

" Yap, sudah selesai." ujar gadis itu senang.

Tok tok tok tok

Suara ketukkan dari luar rumah terdengar. Dengan segera Zeen pun membuka pintunya. Dan yang pasti itu adalah bibi, paman dan juga sepupunya yang pulang dalam keadaan mabuk, karena terlalu banyak meminum alkohol semalam.

"Kalian sudah pulang." kata Zeen sambil berdiri didepan pintu.

" Kamu ini bodoh atau bagaimana? Kami ada depan mu ya sudah pasti kami sudah pulang bodoh." bentakkan Yuni(bibi Zeen) membuat Zeen menyesal karena sudah bertanya.

"Ehh lo udah masakan? Gw laper banget nih." tanya Niar(sepupu Zeen)

" Udah kak, aku baru aja selesai masak." jawab Zeen sebaik mungkin agar tidak dibentak lagi.

Merekapun masuk kedalam rumah dan langsung menuju meja makan. Disana mereka mengobrol dan tertawa mengingat apa yang mereka lakukan semalam kecuali, Zeen.
Gadis itu hanya diam dan makan dengan tenang ditemani sepiring nasi. Hanya nasi, tidak ada yang lain lagi. Bibinya tidak mengijinkan Zeen makan dengan lauk-pauk padahal itu semua hasil kerja kerasnya Zeen.

"Bibi habis ini aku mau cari pekerjaan paruh waktu, aku izin keluar ya bi?." tanya Zeen hati-hati.

" Yaudah sana, cari pekerjaan yang gajinya besar. Niar juga mau berhenti bekerja jadi kamu harus mendapatkan uang untuk kami." Jawab Yuni.

" Kalo kak Niar berhenti bekerja nanti yang bayar kontrakan ini siapa bi? Aku gak yakin bisa menuhin semuanya." ujar Zeen.

" Hehh harusnya lu bersyukur tau gak kita gak buang lu dan masih ngijinin lu buat tinggal bareng kita." bentak Niar pada Zeen tanda tak terima Zeen berkata seperti itu.

"Kamu itu cuma pembawa sial tau. Sama kaya orang tuamu. Kamu pikir kami iklas merawatmu selama ini." ujar Rudi(pamannya Zeen).

Setelah semua bentakkan yang diterima Zeen, Zeen hanya bisa diam menahan sakit hati dan air matanya agar tidak keluar. Apalagi kalau mereka sudah membawa-bawa orang tuanya, Zeen hanya bisa pasrah saat orang tuanya di hina mereka.

Setelah selesai makan Zeen langsung mandi dan bersiap, Zeen akhirnya mulai mencari pekerjaan paruh waktu yang bisa ia kerjakan setelah pulang sekolah.

Zeen sekolah di SMA Katulistiwa, ya itu adalah salah satu SMA terbaik di Jakarta. Kenapa Zeen bisa masuk SMA terbaik di Jakarta? Karena Kepala Sekolah di sekolah Zeen yang dulu yang mendaftarkan Zeen di SMA Katulistiwa sebagai murid pindahan yang punya prestasi. Beliau tidak mau kalau Zeen tidak lanjut sekolah atau masuk sekolah yang yang tidak benar. Sesayang itu mereka pada Zeen.

ChioZeen (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang