Setelah empat hari dirawat dirumah sakit Chio sudah diperbolehkan pulang kerumahnya. Begitu sampai dirumah Chio langsung membaringkan tubuhnya di atas kasurnya yang empuk. "Kenapa gue jadi langganan rumah sakit sih?" tanya Chio heran karena sudah lebih dari seminggu ini ia terus berada dirumah sakit.
"Gak boleh ngomong gitu, namanya musibah gak ada yang tau." sahut Zeen.
Chio melirik Zeen yang sedang duduk dilantai sambil mengahadap lemari. "Ngapain sih disitu?"
Zeen tak menjawab pertanyaan Chio, ia hanya fokus pada buku yang ia pegang. "Kuat gak ya aku buka buku ini?" tanya Zeen.
"Bukunya Leon? Kalo emang takut gak sanggup mending gak usah baca, langsung kasih aja ke tante Ria." saran Chio.
Jujur sebenarnya Zeen penasaran, tapi ia hanya takut terus terbayang-bayang Leon dipikirannya. "Kak Chio bener, lebih baik aku gak usah buka buku ini." ujar Zeen setuju dengan Chio.
"Leon bilang didalem buku itu ada surat kecil yang dia tulis buat seseorang."
"Seseorang? Siapa?" tanya Zeen sambil membalikkan tubuhnya menghadap Chio.
"Gak tau, yang pasti bukan kamu." jawab Chio dengan wajah seriusnya.
Zeen penasaran siapa seseorang yang Chio maksud. "Kalo gitu aku mau buka buat liat surat itu aja."
"Kenapa? Penasaran? Udah dibilangin itu bukan buat kamu." ujar Chio.
Zeen menatap Chio tajam. "Lagian apa salahnya coba kalo aku penasaran? Kalo suratnya aku buka kan kita bisa tau orangnya itu siapa dan nanti bisa aku kasihin suratnya ke orang itu." balas Zeen.
"Kamu gak boleh buka suratnya. Surat itu buat mantan tunangannya Leon, jadi langsung aja kasihin ke dia gak usah baca-baca dulu itu privasi." Chio memang diamanahkan untuk memberi tahu Zeen kalau didalam buku itu ada surat yang Leon tulis untuk mantan tunangannya sebelum Zeen membaca surat itu duluan.
"Yaudah kalo gitu biar nanti aku kasihin ke dia." ucap Zeen.
"Emang tau rumahnya dimana?" tanya Chio.
"Nanti aku minta alamatnya ke bundanya kak Leon." jawab Zeen.
"Hati-hati, dia bisa aja salah paham sama kamu. Kalo ada apa-apa cepet-cepet telpon aku." titah Chio.
"Iya kak."
***
"Ini." ujar Zeen sambil memberikan sebuah surat pada Kiya.
Kiya menatap surat yang Zeen sodorkan padanya. "Dari Leon?" tanya Kiya memastikan.
Zeen mengangguk. Mereka janjian untuk bertemu disebuah kafe yang biasa Zeen datangi namun akhir-akhir ini sudah lama tidak Zeen datangi. Dengan ragu Kiya mengambil surat itu kemudian mengembalikannya pada Zeen.
"Kenapa?" tanya Zeen bingung.
"Besok gue mau balik ke Prancis, gue udah bersyukur banget Leon gak ngasih apa-apa sama gue jadi gue gak bisa nerima ini....gue takut nanti disana gue gak bisa lupain dia." jelas Kiya.
"Tapi kak Leon titip pesen buat kasihin ini ke kamu, surat yang dia tulis sendiri khusus buat kamu. Terima ya..." mohon Zeen.
Sejujurnya ini cukup sulit bagi Kiya. Tapi Kiya juga penasaran dengan isi surat itu, ia ingin tahu apa yang Leon tulis untuknya. Kiya menarik nafas lalu membuangnya, ia menerima surat itu. "Gue terima ini, tapi gue bacanya nanti aja." ujar Kiya.
![](https://img.wattpad.com/cover/307736471-288-k69179.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ChioZeen (END)
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) "Adakah takdir yang baik untuk kita" Di sebuah ruangan terdengar suara pecahkan kaca " LO PIKIR GUA MAU SAMA CEWEK MISKIN KAYA LO HAHH".bentakan Chio menggema diruangan tersebut. " KAKAK PIKIR AKU JUGA MAU SAMA COWOK KASA...