Seorang gadis berjalan di koridor rumah sakit dengan membawa bunga dan parsel buah ditangannya.
"Selamat pagi mbak Zeen?"
"Pagi Sus." balas Zeen dengan senyuman.
Zeen kemudian berhenti didepan kamar tempat Fina dirawat. Ia sudah izin pada Chio untuk menjenguk Fina hari ini, dan Chio juga sudah menanyakan kondisi Fina hari ini pada Dokter Hans.
"Pagi Ma." sapa Zeen dibarengi dengan senyumannya.
"Pagi sayang." balas Fina.
Saat ini kondisi mental Fina sedang baik, dan itu bisa berubah kapan saja. Mangkanya Zeen harus hati-hati saat bicara dengan Fina. "Ini aku bawain buah buat Mama."
"Makasih sayang, oiya Chio mana? Kok kamu kesini sendirian doang." tanya Fina.
"Em Kak Chio kan udah mulai kuliah sejak 3 hari yang lalu, jadi dia gak ikut kesini. Mungkin nanti dia kesini." jawab Zeen.
"Kamu sama Chio baik-baik aja kan?"
"Iya baik, kenapa emang Ma?" tanya Zeen.
"Mama takut Chio jadi banyak pikiran. Dia harus sekolah bisnis buat nerusin perusahaan Ayahnya, dan sekarang Ayahnya udah gak ada, dia jadi harus kerja sendiri." lirih Fina.
"Mama gak usah khawatir. Kak Chio bilang dia ikhlas ngejalanin semua ini, toh ini buat dia juga. Kak Chio gak mau ngecewain Ayah."
Fina merasa terharu dengan perjuangan Chio. Ia merasa bersalah pada Chio karena sekarang hanya menambah beban pikiran Chio. "Mama kecewa sama diri Mama sendiri. Sekarang Mama malah jadi beban Chio." ujar Fina.
"Mama gak boleh ngomong gitu! Kalo Kak Chio dengar dia pasti marah sama Mama. Sekarang Mama gak perlu mikirin itu semua, Mama pokus sama pengobatan aja." ujar Zeen meyakinkan.
"Zeen,... Boleh gak Mama minta tolong sama kamu?" tanya Fina.
"Boleh Ma."
Fina kemudian menarik tangan Zeen lalu menggenggamnya. "Mama Minta tolong sama kamu, jangan tinggalin Chio ya. Mama gak tau bisa bertahan sama kapan, jadi tolong jangan tinggalin dia. Mama gak mau Chio hidup sendirian." lirih Fina.
"Chio udah banyak menderita. Mama mau setelah Mama gak ada nanti, Chio bisa hidup bahagia tanpa ada beban lagi dihidupnya." lanjutnya.
"Mama harus percaya sama Zeen, kalo Zeen gak bakal ninggalin Kak Chio. Aku bakal terus temenin Kak Chio sampe kapanpun. Apapun yang Kak Chio hadapin, Zeen akan hadapin juga." ujar Zeen.
"Makasih sayang." ujar Fina kemudian memeluk Zeen.
Ceklek
Seorang pria muncul dibalik pintu kamar Fina dengan membawa buket bunga ditangannya.
"Pagi Tante." ujarnya.
"Leon, udah lama Tante gak liat kamu." ujar Fina.
"Em iya tante, maaf Leon baru dateng." jawab Leon kemudian berjalan mendekati Fina dan Zeen yang sedang duduk disamping Fina.
"Gimana keadaan tante sekarang? Oya Bunda belum bisa dateng, dia masih ada urusan diluar kota. Tapi dia bilang kalo urusan nya udah selesai nanti dia langsung kesini."
"Iya gakpapa, tante ngertiin kok. Bunda kamu kan emang sibuk terus, kaya aneh kalo denger Bunda kamu gak sibuk tuh."
"Oiya eon kamu belum mulai kuliah?" tanya Fina.
"Em belum, aku masih nyari-nyari universitas yang cocok buat aku."
"Emang kamu mau masuk fakultas apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ChioZeen (END)
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) "Adakah takdir yang baik untuk kita" Di sebuah ruangan terdengar suara pecahkan kaca " LO PIKIR GUA MAU SAMA CEWEK MISKIN KAYA LO HAHH".bentakan Chio menggema diruangan tersebut. " KAKAK PIKIR AKU JUGA MAU SAMA COWOK KASA...