20.17
Chio dan teman-temannya sampai dirumah sakit tempat Mama dilarikan. Begitu sampai Chio langsung lari ke masuk dan mencari ruangan tempat Mama nya dirawat.
"Permisi Sus, pasien atas nama ibu Fina Anastasya dimana ya?".
"Ibu Fina dirawat di kamar nomor 147 tuan."
Begitu mendengar jawaban suster itu, Chio pun langsung lari ke kamar tempat Mama nya dirawat.
Chio dan teman-temannya akhirnya menemukan kamar 147 dan langsung masuk kedalam kamar itu. Setelah masuk, mereka langsung di suguhkan dengan pemandangan yang benar-benar membuat mereka tidak bisa berkata-kata.
Banyak sekali alat-alat dan selang serta kabel-kabel ditubuh Fina.
"MAMAAAAA." teriak Chio melihat Mama nya yang terbaring tidak berdaya.
Teman-temannya langsung memeluk Chio dan membawanya keluar dari kamar itu.
"MINGGIR ANJING, GW MAU LIAT MAMA GW. LEPASIN GW." teriak Chio sambil meronta-ronta.
Namun teman-temannya tetap kuat menahan rontaan yang Chio lakukan.
"BIARIN DULU DOKTER YANG NGURUS MAMA LO IO." teriak Theo tepat di telinga Chio.
"Kalo lo masuk, gw yakin lo gak bakal biarin dokter-dokter itu meriksa keadaan Mama lo, karena lo selalu berpikir mereka mau ngebunuh Mama lo." mendengar ucapan itu tubuh Chio melemas.
Chio punya trauma saat masih kecil, saudara kembarnya dibunuh dirumah sakit oleh seseorang yang menyamar menjadi dokter. Karena itu, setiap Fina ke rumah sakit dia tidak pernah bilang pada Chio, karena sudah pasti Chio tidak akan mengijinkannya.
Azil, Theo, Gavin, Vino dan Fariz membawa Chio duduk di kursi depan kamar Mama nya di rawat.
Melihat tangan Chio yang bergetar, membuat mereka merasa sangat iba pada Chio. Punya trauma yang sangat mengerikan saat masih kecil, punya Ayah selingkuh, dan lebih mementingkan wanita-wanita nya dibanding istri dan anaknya.
"G-gw takut kehilangan Mama." ujar Chio dengan nada bergetar.
"Mama lo pasti baik-baik aja, gw yakin. Soalnya Mama lo itu orang baik, Tuhan pasti gak bakal bikin Mama lo kesakitan terus." ujar Theo.
Teman-temannya berusaha menguatkan Chio. Chio adalah anak yang cengeng kalo sudah mengenai Mama nya.
Saat sedang menunggu dokter memeriksa keadaan Fina, tiba-tiba saja terdengar suara orang yang berlari menghampiri Chio dan teman-temannya. Ternyata mereka adalah Dokter dan suster yang sedang membawa seorang pasien.
Begitu Dokter, suster dan pasien itu lewat dihadapan Chio dan anak-anak Lioniels lainnya. Mereka begitu terkejut melihat pasien yang di bawa oleh suster dan dokter itu adalah Zeen.
Tubuh Zeen yang penuh luka dan berwarna pucat akibat melompat ke sungai yang arusnya sedang kencang membuat tubuh Zeen terseret arus dan terbentur pada batu dan ranting pepohonan.
"Eh bukanya itu si cewek kardus?." tanya Azil.
"Iya itu si cewek kardus."
"Kok dia kaya abis nyebur, basah kuyup kaya gitu. Terus banyak luka di badannya."
"Tadi kan dia kita kunci di toilet, tapi tadi gak banyak luka kaya gitu."
"Jangan-jangan dia nyoba bunuh diri." ucapan Gavin membuat anak-anak Lioniels langsung menatapnya.
"Tadi juga dikelas pas dia baru dateng langsung dikerjain sama Bianca dan anak-anak lain." ujar Fariz selalu teman sekelas Zeen.
"Terus tadi kalian bilang kalo kalian ngunci dia di toilet. Kayanya tuh cewek kerdus depresi deh terus nyoba buat bunuh diri." lanjut Fariz.
![](https://img.wattpad.com/cover/307736471-288-k69179.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ChioZeen (END)
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) "Adakah takdir yang baik untuk kita" Di sebuah ruangan terdengar suara pecahkan kaca " LO PIKIR GUA MAU SAMA CEWEK MISKIN KAYA LO HAHH".bentakan Chio menggema diruangan tersebut. " KAKAK PIKIR AKU JUGA MAU SAMA COWOK KASA...