17.52
Selama 3 hari dirawat dirumah sakit, akhirnya Zeen diperbolehkan pulang. Untuk biaya rumah sakit itu dibayar oleh Fina, tanpa sepengetahuan Chio dan suaminya.
Kenapa Fina yang membayar?
Entahlah, Fina hanya merasa kalau Zeen punya banyak kesamaan dengannya.
Selama dirawat dirumah sakit, pihak rumah sakit mencoba untuk menghubungi paman, bibi dan sepupunya. Tapi mereka tak kunjung datang menjenguk Zeen.
Saat sudah sampai area rumahnya, Zeen sangat terkejut melihat bekas tenda, meja, kursi dan juga sampah-sampah bekas makanan dihalaman rumahnya.
Tiba-tiba Zeen teringat sesuatu.
"Jangan-jangan." gumamnya lalu segera berlari ke rumah nya dan mencari paman, bibi serta sepupunya.Ceklek
Saat membuka pintu rumahnya, Zeen langsung melihat orang-orang didalam rumah itu sedang makan bersama, dan Zeen juga melihat seorang pria yang tidak ia kenal duduk dan makan bersama mereka.
"Ohh, udah balik? Gimana keadaan kamu?." tanya Yuni dengan lembut.
"Maaf ya kami gak bisa jengukin kamu, soalnya kamu masuk rumah sakit barengan sama acara pernikahannya Niar." lanjutnya.
Zeen merasa aneh. Kenapa tiba-tiba bibinya itu berbicara dengan nada yang sangat lembut, berbeda dengan biasanya.
"Kenapa kamu malah diem aja, sini makan bareng. Kamu pasti kangen makanan rumahan kan? Makanan dirumah sakit itu tidak enak. Ayo sini duduk dan makan." ujar pamannya yang juga tiba-tiba baik.
Dengan perasaan bingung, akhirnya Zeen menurut dan duduk dimeja makan.
Melihat Zeen yang sudah duduk, bibinya pun langsung mengambilkan Zeen piring serta nasi dan lauk-pauk.
"Nih, makan yang banyak ya." ujar Yuni sambil memberikan piring tersebut.
Zeen masih terheran-heran, sampai akhirnya ia pun bertanya.
"Kalian kenapa tiba-tiba bersikap baik? Bukan apa-apa, tapi rasanya agak aneh. Apalagi aku sudah tidak bekerja lagi karena kejadian kemarin, bos ku memecatku." tanya Zeen.
"Udah jangan pikirin itu, lo kan baru pulang dari rumah sakit. Oiya sorry gw gak bisa jengukin lo, lo sih malah masuk rumah sakit sehari sebelum gw nikah. Gak mungkinkan gua batalin pernikahan gw karena lo." ujar Niar.
"Apa mereka baik, karena ada suaminya kak Niar? " tanya Zeen dalam hati.
Setelah selesai makan, Zeen langsung membereskan piring-piring kotor yang ada dimeja itu. Tapi bibinya menghentikan kegiatan Zeen.
"Zeen, kamu gak usah beres-beres. Biar bibi aja, kamu istirahat gih ke kamar." titah Yuni.
"Gapapa bi, aku udah sehat kok." sarkas Zeen.
"Ih sana kamu istirahat aja, biar bibi yang beresin."
Tidak mau merusak momen yang langka ini, Zeen putuskan untuk menurut saja pada Yuni lalu masuk ke kamarnya.
Didalam kamar Zeen tidak istirahat, dia malah berpikir keras apa yang sudah terjadi pada mereka. Kenapa tiba-tiba berubah sikap. Bukannya merasa senang, Zeen malah merasa takut. Tapi Zeen segera menangkis pikiran buruk itu, mungkin saja mereka baik karena tidak mau membuat suaminya Niar merasa tidak nyaman.
Zeen melihat jam di dinding kamarnya, sudah pukul 22.21. Tidak terasa tadi saat makan mereka mengobrol dan tertawa bersama sampai selesai makan pun mereka tetap melanjutkan obrolan itu sampai larut malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ChioZeen (END)
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) "Adakah takdir yang baik untuk kita" Di sebuah ruangan terdengar suara pecahkan kaca " LO PIKIR GUA MAU SAMA CEWEK MISKIN KAYA LO HAHH".bentakan Chio menggema diruangan tersebut. " KAKAK PIKIR AKU JUGA MAU SAMA COWOK KASA...