"Karena gw suka sama lo Zeen."
Kenapa semuanya jadi begitu tiba-tiba. Zeen banyak mengalami kejadian aneh yang membingungkannya hari ini.
Leon dan Zeen masih setia saling bertatapan sementara itu Chio benar-benar terkejut dengan pengakuan Leon pada Zeen.
"E-em Kak Leon apaan sih becandanya." ujar Zeen gugup
"Gw beneran Zeen gak becanda. Dari awal liat lo gw udah suka sama lo, disitu jujur iri banget sama Chio yang bisa nikah sama cewek sebaik lo." ucap Leon dengan wajah serius.
"Udah ah a-aku mau beresin piring-piring nya dulu." ujar Zeen pergi membawa piring-piring kotor untuk ia cuci sekaligus menghindari omongan Leon.
Sesaat setelah Zeen pergi, Leon menatap Chio sambil tersenyum dan menaik naikan alisnya.
"Lo gak cemburu kan gw nembak Zeen?"
Chio menatap Leon dingin.
"Gw gak peduli."
"Baguslah kalo lo gak cemburu, dengan ini gw bisa lebih deket lagi sama Zeen tanpa perlu mikirin lo."
"Oiya gw ngajak Zeen jadi model juga buat kebaikan lo kok, biar lo bisa bebas ngurusin hidup lo."
"Emang lo tau apa tentang gw? Mending sekarang lo pergi dari rumah gw."
"Urusan gw sama Zeen belum selesai. Lagian kalo lo gak mau liat gw lo bisa kok pergi kemana gitu, gw bisa kok jaga rumah plus jagain Zeen."
"Apaan sih lo bangsattt."
Leon tersenyum melihat sepupunya itu sepertinya sudah terpancing emosi.
"Udah ah gw mau bantu Zeen. Kalo gw sama Zeen udah pacaran gw bakal bantuin lo buat ngelaporin Ayah lo itu karena sering ngelakuin kekerasan ke nyokap lo. Dan lo bisa cerai sama Zeen." ucap Leon sambil tersenyum.
Seharusnya Chio senang karena Leon mau membantunya untuk melaporkan Ayah, tapi entah kenapa mendengar ia dan Zeen bercerai membuatnya teringat pada Mama nya.
Oh tidak tidak. Chio sepertinya sudah gila. Tentu saja ia harus senang karena bercerai dengan Zeen. Dari awal dia memang menginginkan itu kan.
Leon pergi untuk membantu Zeen mencuci piring. Ia juga ingin mendengar jawaban Zeen mengenai perasaan yang ia ungkapan tadi.
"Sini biar gw bantu." ucap Leon sambil mengambil piring dan spons yang Zeen pegang.
Zeen terkejut tiba-tiba Leon merebutnya. "Gak usah Kak ini dikit lagi selesai kok."
Leon tidak menghiraukan ucapan Zeen, ia terus melanjutkan mencucinya.
"Jadi gimana lo mau jadi model?"
"Em gimana ya Kak? Aku gak ada bakat buat jadi model."
"Itu lo gak usah pikirin nanti kan gw ngenalin lo ke orang yang udah berpengalaman dalam dunia permodelan jadi biar dia yang ngajarin lo."
Zeen masih diam. Ia tidak bisa mengambil keputusan secepat itu.
"Oke gw anggep lo setuju. Chio juga udah ngizinin lo buat jadi model. Besok gw kenalin lo ke orang-orang itu abis gw pulang sekolah, Oke."
🍁🍁🍁"HAH."
"Yang benar io?" tanya Azil.
"Lo pikir gw lagi ngelawak?" ucap Chio dingin.
"Anjirr gercep banget tuh si Leon." ucap Gavin.
![](https://img.wattpad.com/cover/307736471-288-k69179.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ChioZeen (END)
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) "Adakah takdir yang baik untuk kita" Di sebuah ruangan terdengar suara pecahkan kaca " LO PIKIR GUA MAU SAMA CEWEK MISKIN KAYA LO HAHH".bentakan Chio menggema diruangan tersebut. " KAKAK PIKIR AKU JUGA MAU SAMA COWOK KASA...