Chio memasuki pekarangan rumahnya setelah semalaman tidak pulang. Entah apa yang dilakukannya sampai-sampai tidak ingat pulang, yang pasti bukan sesuatu yang baik.
Saat ia masuk ke rumah, Ayah dan Mama nya sedang sarapan bersama. Melihat Chio yang baru datang dengan penampilan yang jauh dari kata baik, Ayahnya langsung memanggilnya.
"Darimana aja kamu Chio?"
Namun Chio tetap saja berjalan acuh dengan panggilan Ayahnya.
"Chio, sini sarapan dulu. Kamu pasti belum makan kan dari semalam. Ayo nak sini." ujar Fina lembut.
Karena yang memanggilnya adalah Mama nya, Chio pun berhenti lalu berbalik menghadap orang tuanya.
"Ayo sini nak."
Chio pun menurut lalu duduk disamping Mama nya disebrang Ayahnya.
"Kamu dari mana aja sampe semalem gak pulang Chio." tanya Mama nya.
"Biasalah Ma, main sama cewek di club." jawab nya dengan enteng.
Mendengar jawaban anaknya itu, Albi dan Fina benar-benar terkejut. Anaknya itu benar-benar sudah diluar kendali mereka. Apalagi semenjak Chio tau kalau Ayahnya itu selingkuh, bahkan sudah menjalin hubungan sejak sebelum Chio lahir.
Darimana Chio tau kalau ayahnya selingkuh jauh sebelum ia dilahirkan di dunia. Chio tau sejak ia menemukan buku Diary yang sudah usang milik Mamanya di gudang 3 tahun lalu. Chio membaca semua isi buku itu, dan dibuku itu juga terselip foto-foto saat Ayahnya masih muda bersama wanita yang tidak ia kenal.
Disitu juga ia tau kalau Mama nya itu menderita penyakit kangker otak. Tapi Chio selalu berpura-pura tidak tahu agar Mama nya tidak sedih. Fina juga menulis bahwa yang tahu penyakit itu hanya ia dan albi.
"Kamu sudah benar-benar kelewatan Chio. Ayah benar-benar kecewa." ujar Albi kesal dengan kelakuan anaknya itu.
"Baguslah,Ayah kecewa padaku, karena aku juga Ayah kecewa pada Ayah." balas Chio tanpa melirik Ayahnya sama sekali.
"Ayah akan menikahkan mu minggu depan dengan gadis pilihan Ayah."
"APA HAL ANDA MENYURUH SAYA MENIKAH."
"Ini akibat dari sikap dan kelakuanmu yang sudah diluar batas seorang anak SMA. Mau ditaro dimana muka Ayah sebagai orang tua yang anaknya sering pergi ke club dan bermain dengan wanita." ujar Albi panjang lebar.
Chio kemudian menatap kearah Mamanya, tapi Mamanya hanya diam.
"Ma."
"Ini untuk kebaikanmu Chio."
"Chio gak mau nikah pokoknya. Lagipula Chio masih sekolah, gimana nanti kalo temen-temen Chio tau."
"Kalo kamu gak mau, Ayah akan tarik semua pasilitas kamu. Tidak ada lagi motor, mobil dan ATM kamu akan Ayah blokir. Ayah juga akan bilang pada orang-orang agar mereka tidak ada yang boleh membantu mu termasuk teman-temanmu."
"ARGHHH." teriak Chio prustasi.
"Tapi kalo kamu nikah sama gadis pilihan Ayah, semua pasilitas kamu tak akan cabut. Kamu juga masih bisa sekolah karena yang akan diundang hanya orang-orang yang dekat dengan keluarga kita saja." ujar Albi.
"Ayah juga akan memberikan setengah saham Ayah padamu, setelah kamu lulus SMA nanti kamu kuliah bisnis agar bisa mengelola perusahaan nanti." lanjutnya.
"Nurut aja ya nak, ini yang terbaik buat kamu."
Setelah Mama nya bilang seperti itu, Chio pergi ke kamarnya tanpa mengatakan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
ChioZeen (END)
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) "Adakah takdir yang baik untuk kita" Di sebuah ruangan terdengar suara pecahkan kaca " LO PIKIR GUA MAU SAMA CEWEK MISKIN KAYA LO HAHH".bentakan Chio menggema diruangan tersebut. " KAKAK PIKIR AKU JUGA MAU SAMA COWOK KASA...