Beberapa hari setelahnya..Ali dan Prilly sudah terlihat rapi sehingga membuat Julia dan yang lain terkejut saat melihat pasangan suami istri itu keluar dari kamar dengan pakaian yang seperti ingin bepergian.
Perihal kejadian malam itu mereka sepakat untuk tidak membahasnya lagi lagipula malam itu adalah malam terakhir mereka bertemu istri dari Om Andra karena sejak kejadian itu wanita bermulut busuk itu resmi diceraikan oleh suaminya.
Benar, Andra lebih memilih menceraikan istrinya daripada dimusuhi oleh keluarga Sadewa, ia mencari nafkah di perusahaan besar itu dan istrinya dengan berani menghina salah seorang pewaris Sadewa.
Meskipun Ali dan keluarganya tidak mengatakan apapun tapi Andra sadar jika apa yang dilakukan mantan istrinya tidak dapat dimaafkan menghina kekurangan putra sulung Sadewa tepat dihadapan keluarganya hanya karena perihal kecil yang bahkan jelas-jelas putri mereka yang salah.
Sudah tinggalkan bagian Andra, biarkan pria itu menyelesaikan permasalahan keluarganya sekarang fokus kembali pada pasangan suami istri yang untuk pertama kalinya terlihat seperti pasangan pada umumnya.
"Kalian mau kemana? Kok pagi-pagi udah rapi aja." Julia terlebih dahulu bertanya pada anak dan menantunya.
Prilly tersenyum kecil menatap mertuanya lalu suaminya. "Hari ini Mas Ali akan kembali menjalani terapi Mi." Ujarnya yang sontak membuat semua yang ada di meja makan mengucap syukur.
Bahkan Julia tidak bisa menahan air matanya dengan segera ia bangkit lalu ia peluk menantunya erat. Setelah sekian lama akhirnya putranya kembali berkeinginan untuk melanjutkan hidupnya dan semua itu berkat Prilly.
"Terima kasih Nak. Terima kasih." Ujar Julia penuh haru.
Prilly tersenyum lalu mengangguk pelan. "Aku cuma kasih semangat aja Mi tapi semua keputusan ada sama Mas Ali dan syukurnya Mas Ali membuat keputusan yang bijak dengan kembali mengikuti terapi semoga Mas Ali secepatnya bisa beraktivitas kembali ya Mi." Ujar Prilly yang sontak diaminkan oleh keluarga Sadewa termasuk Ali meskipun hanya di dalam hati.
Pria itu masih dengan gengsi selangitnya meskipun sifat sombong dan kerasnya mulai sedikit melunak namun Ali belum sepenuhnya menerima Prilly ia hanya tidak ingin wanita itu merasa menang karena ia kalah dalam pertaruhan mereka.
Lihat saja begitu Ali bisa berjalan ia tidak akan memberi ampun pada istrinya itu.
Dasar mesum!
"Ya sudah sekarang kalian sarapan dulu nanti biar Mami minta Keenan untuk mengantar kalian dan urusan Dokternya biar Abi yang mengurus." Ujar Julia yang diangguki oleh Abi sedangkan Keenan pria itu masih dalam perjalanan menuju kediaman Sadewa.
Prilly mulai menyiapkan keperluan makan suaminya termasuk menyiapkan secangkir susu hangat yang Prilly buatkan sendiri tanpa bantuan pelayan.
Prilly sedang berada di dapur saat Thalia tiba-tiba datang dan berdehem lumayan kencang hingga membuat Prilly refleks menoleh. Keduanya pernah terlibat masalah bahkan sampai tampar menampar jadi wajar ketika berada dalam satu tempat seperti ini keduanya tampak canggung satu sama lain.
"Ehem! Gue cuma mau bilang makasih sama lo!" Ujar Thalia cepat yang membuat Prilly refleks menghentikan gerakan tangannya mengaduk susu yang sudah ia tuangkan kedalam cangkir.
"Untuk?"
Thalia terlihat salah tingkah tatapan mata gadis itu terlihat tidak fokus dan itu benar-benar membuat Prilly merasa geli namun sekuat tenaga ia menahan dirinya untuk tidak tertawa ia yakin sifat gadis ini tak jauh berbeda dengan Kakak pertamanya. Tempramen dan mudah tersinggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Manisnya Luka
RomantizmSeorang gadis yang harus merelakan masa depannya demi sebuah perjodohan yang tak lain hanyalah kedok sang Ibu tiri untuk mendapatkan uang demi kebahagiaan putri kandungnya. Prilly gadis mungil berparas ayu harus menerima takdirnya dengan menikahi se...