Bab 29

2.5K 346 37
                                    


"Ayok Mas kamu bisa aku disini loh nyemangatin kamu!"

"Sedikit lagi Mas ayok!"

Sejak memasuki ruang terapi tak henti-hentinya Prilly berteriak menyemangati suaminya yang sedang berusaha berjalan sambil berpegangan pada dua besi yang memang dikhususkan untuk mereka-mereka yang melakukan terapi.

Prilly berdiri paling ujung sambil terus memperhatikan suaminya yang terus berusaha melangkah mencapai dirinya.

"Kalau kamu berhasil nanti aku kasih hot kiss lagi kayak tadi!" Pekik Prilly terlalu bersemangat hingga tak menyadari kata-kata yang keluar dari mulutnya mampu membuat Dokter yang menangani Ali tersedak sedangkan Ali sontak berhenti melangkah.

Uhuk!

Uhuk!

"Sebentar Pak saya ke kamar mandi dulu." Dokter itu segera berlari menuju kamar mandi karena batuknya yang tak kunjung reda sedangkan Prilly masih belum menyadari bahwa Dokter itu tersedak karena perkataannya.

"Kenapa sih Dokternya? Aneh." Lirih Prilly sebelum kembali menyoraki suaminya yang sudah berhenti melangkah. "Ayok Mas cepetan kamu nggak mau ciuman lagi?" Tanyanya dengan kerlingan menggoda yang membuat Ali gemas setengah mati.

Isterinya ini benar-benar perayu ulung!

Ali masih mengingat bagaimana panasnya ciuman mereka tadi. Bermula dari Prilly yang mengecup kilat bibirnya namun Ali justru menahan tengkuk istrinya dan ciuman mereka berlangsung panas dengan durasi yang mampu membuat bibir keduanya bengkak dan sedikit kebas.

Ali tidak tahu kenapa ia bisa bertindak diluar kendali seperti itu karena selama ini ia termasuk pria-pria yang tergolong jual mahal bahkan bersama mantan kekasihnya dulu bisa dihitung dengan jari berapa kali mereka berciuman bahkan tidak pernah sampai kebas seperti dengan Prilly tadi.

Sihir apa yang istrinya miliki sampai-sampai bisa membuat Ali berubah layaknya pria mesum yang haus belaian.

"Mas! Kenapa bengong? Nggak mau ciuman lagi?" Tanya Prilly kali ini gadis itu sengaja memasang wajah polos yang membuat Ali kepanasan ditempatnya. Ia benar-benar bergairah dengan ekspresi polos-polos nakal istrinya.

Prilly menampilkan seringaian menggodanya tepat ketika Ali mulai melangkahkan kakinya kembali. Prilly tidak keberatan harus bersikap genit seperti ini jika hal itu bisa memicu semangat suaminya. Prilly tidak ingin suaminya kembali menghentikan pengobatannya.

Ali harus sembuh dan itu sudah menjadi tekat Prilly untuk menyemangati suaminya supaya Ali bisa kembali berjalan seperti semula.

Prilly merasa dadanya berdesir hebat ketika melihat Ali sedang berusaha melangkahkan kaki menuju dirinya entah sadar atau tidak sepanjang berusaha laki-laki itu terus memamerkan senyuman disela ringisannya.

Prilly seperti melihat sosok lain suaminya ketika Ali mengukir senyuman seperti ini. Wajah tampannya terlihat semakin tampan dan tatapannya begitu tulus.

"Sedikit lagi Mas! Sedikit lagi." Lirih Prilly dengan mata berkaca-kaca. Ia begitu bangga dengan usaha dan semangat suaminya.

Dokter muda yang menangani Ali sudah kembali dan ikut terkesima saat melihat pasiennya bisa berjalan lebih jauh dari targetnya. Ali pernah mengikuti terapi namun pria itu sudah lama berhenti sehingga menurut perkiraannya sebagai Dokter, pasiennya ini akan mengalami kesulitan seperti awal menjalani terapi namun sepertinya dugaannya salah.

Perkembangan Ali justru terlihat setara dengan pasiennya yang lain yang sudah berbulan-bulan bahkan hampir setahun mengikuti terapi.

Ali benar-benar luar biasa.

Manisnya LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang