Bab 38

2.9K 355 48
                                    


"Kamu benar-benar ikhlas menyerahkan diri kamu sepenuhnya kepada saya?"

Prilly memejamkan matanya saat bayangan panas itu kembali terlintas di kepalanya. Prilly berusaha sekuat tenaga menahan rona merah di wajahnya namun sayangnya ia tidak bisa menyembunyikan apapun lagi saat menyadari jika saat ini ia sedang bergelung bersama suaminya dalam keadaan telanjang.

Mereka sudah menunaikan ibadah pertama mereka sebagai suami istri.

Prilly menolehkan kepalanya ke samping dan hal pertama yang ia lihat adalah wajah tampan suaminya. Ali terlihat berkali-kali lipat lebih tampan ketika sedang terlelap seperti saat ini.

Prilly tidak tahu sudah pukul berapa sekarang yang pasti diluar sudah gelap dan wajahnya semakin merona saat mengingat nyaris lima jam ia dan suaminya bercinta tentu saja dengan beberapa ronde terpisah.

Sudah jangan tanyakan apapun lagi karena Prilly tidak akan membagikan cerita perihal ganasnya percintaan mereka satu hal yang pasti suaminya layar biasa hot.

Lihat saja dada bidang yang penuh dengan bekas bibirnya. Bercak merah yang bertebaran di dada Ali juga seluruh tubuhnya sudah menjelaskan bagaimana panasnya percintaan yang mereka lalui.

Prilly terlihat menyamankan posisinya tak lupa selimut tebal yang ia gapit di bawah ketiaknya untuk menutupi ketelanjangannya. Prilly kembali merebahkan tubuhnya kini posisinya menghadap kearah sang suami yang masih terlelap. Sepertinya Ali lelah sekali.

"Mas.." Panggil Prilly lembut. "Bangun udah malam ini." Katanya lagi namun sama sekali tidak membuat Ali membuka matanya bahkan dengkuran halus pria itu masih terdengar.

Prilly tidak ingin membangunkan suaminya tapi ia tidak bisa menahan lagi rasa laparnya. Ia tidak berani turun sendirian terlebih setelah nyaris setengah hari mendekam dikamar dengan suaminya. Ia malu.

"Mas ayo bangun! Aku lapar." Rengek Prilly yang ternyata berhasil membangunkan suaminya. Senyum Prilly mengembang lebar saat melihat mata suaminya perlahan terbuka.

"Jam berapa sekarang?" Tanyanya dengan suara serak yang membuat sekujur tubuh Prilly merinding.

"Nggak tahu." Jawab Prilly cepat sebelum mengalihkan pandangannya dari tubuh telanjang suaminya.

Ali sendiri sama sekali tidak terlihat perduli toh yang melihat ketelanjangannya hanya istrinya. Prilly meraih selimut yang sempat melorot dan memperlihatkan bagian bawah suaminya.

Ali menunduk menatap tangan istrinya yang sibuk membenarkan letak selimut. "Kenapa sih hm?" Goda Ali dengan tubuh mulai mendekati istrinya tanpa malu Ali mendaratkan sebuah kecupan basahnya di bahu Prilly yang terbuka.

"Mas.." Peringat Prilly saat mulut Ali mulai menjelajahi lehernya. "Mas ayo bangun kita makan! Aku kelaparan Mas!" Prilly menjauhkan dirinya dari jangkauan sang suami hingga membuat Ali berdecak pelan namun pria itu mulai beranjak dari ranjang.

"MAS MAU NGAPAIN KAMU?!" teriak Prilly saat melihat Ali beranjak dari ranjang dengan kondisi telanjang.

Prilly bahkan sampai menutup matanya. Ia tak kuat dengan pemandangan indah didepannya ini.

"Aaaaa!!"

Prilly tidak bisa menahan teriakannya saat tubuhnya tiba-tiba melayang. "Mas ngapain sih? Turunin nggak! Iih aku malu Mas!" Prilly meronta-ronta dalam gendongan suaminya. Wajahnya sudah seperti kepiting rebus saat menyadari bahwa dirinya sama telanjangnya dengan Ali.

"Jangan gerak-gerak begitu kaki saya masih belum benar-benar kuat takutnya kamu jatuh." Ujar Ali yang sontak membuat Prilly tenang dalam gendongan suaminya.

Manisnya LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang