MAMI WENDY MARAH

431 43 0
                                    

"Udah nyampek, Pak!" ucap Renjun pada sang supir taksi.

"Harganya seusai aplikasi ya mas." beritahu Bapak tua itu tanpa sedikitpun berniat untuk menanyakan tentang wajah Renjun yang lebam.

Renjun juga tidak perduli bagaimana nantinya pemikiran orang lain padanya, lagian juga ia tidak merasa perlu untuk menutupi wajahnya dengan ransel ataupun topi sekolah.

Cowok manis itu langsung meyerahkan uang dan beranjak turun dari taksi yang memang berhenti didepan pagar rumahnya, lalu ia berjalan santai memasuki rumah seakan tak punya masalah.

Mungkin saat ini Renjun berpikir kalau rumahnya masih kosong, makanya ia tidak perlu khawatir untuk menyembunyikan keadaannya dari keluarganya.

Namun sialnya saat ingin memasuki rumah tiba-tiba saja pintu rumah tidak terkunci yang menandakan kalau seseorang sudah kembali dari sana, cukup lama Renjun berdiri diambang pintu sampai akhirnya ia melihat sarang yang lebih dulu menghampiri dirinya sebelum ia bisa membuat keputusan apapun.

"Oppa udah pulang!" teriak Sarang yang kegirangan, sepertinya gadis kecil itu sudah pulang lebih dulu daripada Ten walaupun ia masih belum mengganti seragam sekolahnya.

Renjun cuman bisa senyum-senyum terpaksa saja tanpa bisa berbuat apa-apa, kalaupun ingin membungkam Sarang tentu saja sudah terlambat untuk itu.

"Ajak masuk Oppanya , sarang! Ini mami buatin Kue coklat kesukaan Renjun loh!!!" teriak Mami Wendy yang masih belum menyadari keadaan fisik Renjun sekarang.

Renjun yang sedikit lega karena maminya tidak ikut-ikutan datang menyambut cuman bisa merasa lega saja, tetapi perasaan lega itu sirna dalam sekejap tatkala saat Sarang berlari kearah mami wendy dengan teriakan panik.

"Mami! Tolongin Renjun Oppa, wajahnya lebam-lebam lagi kayak waktu itu!!!" teriak Sarang yang buat Renjun terpaksa mengejarnya kedapur , kakinya langsung terbungkam saat berpapasan secara dekat dengan mami Wendy .

Sesuai dugaan Renjun, maminya juga ikutan panik melihat keadaan Renjun.

Wanita itu langsung membelai-belai wajah Renjun dengan ekspresi kesal dan khawatir, mulutnya tidak berhenti menghujani pertanyaan kepada anak laki-lakinya itu yang padahal sudah berstatus remaja sekolah menengah atas .

"Pokoknya Mami bakal laporin ini kepihak sekolah sekarang!"

"Jangan!" cegat Renjun yang mencoba menahan mami wendy untuk tidak meraih handphonenya yang ada diatas meja makan.

"Kenapa? Kamu diancam lagi sama para perundung itu? " tanya Mami yang tidak terima Renjun diperlakukan seperti ini seenaknya, apalagi ia masihlah anak baru tetapi sudah diperlakukan semena-mena.

"Mami gak terima ya njun di bullying kayak gini, kalau perlu kita pindah sekolah dari sana kalau memang pihak sekolah gak mau menghukum anak-anak nakal yang udah membuat kamu kayak ini." celoteh Mami Wendy panjang lebar tanpa membiarkan Renjun menyela kata-katanya.

"Gak usah mami, kejadian kali ini berbeda dengan kejadian yang lalu!" teriak Renjun yang memang punya Genetik seperti maminya , kalau berbicara suka keras .

"Maksudnya gimana? " Mami menaikkan sebelah alisnya, ia langsung terbungkam saat itu juga dan menunggu penjelasan putranya.

"Pokoknya lupakan aja masalah kali ini, Renjun mohon!" lirih Renjun yang benar-benar memperlihatkan wajah memelasnya yang membuat Mami Wendy tidak percaya, ia tahu kalau putranya itu memanglah Anak yang baik dan suka melupakan perbuatan orang lain terhadapnya sama seperti beberapa tahun lalu saat ia masih duduk dibangku SMP dimana Renjun menjadi korban bullying yang dilakukan teman seangkatannya, namun anehnya saat kasus itu terbongkar Renjun sama sekali tidak mengeluh tatkala ketika kedua orangtuanya melaporkan perlakuan pelaku kepada pihak sekolah, bahkan Renjun tidak sekalipun berusaha melindungi Pelaku yang ada malahan ia bersikap acuh saja tanpa berpihak pada orang tuanya ataupun pelaku itu sendiri.

MY BROTHER (FANFICTION RENJUN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang