ATAP SEKOLAH

317 40 0
                                    

Sekitaran jam 10 Pagi, semua murid kelas 11-E sedang melaksanakan pembelajaran Penjaskes. Namun sepertinya tak banyak murid yang berolahraga hari ini karena memang kebetulan juga guru olahraga mereka sedang menemani anggota Atletik untuk mengikuti lomba seleksi antar sekolah sehingga mereka diperbolehkan bebas melakukan apapun di Jam olahraga. Mungkin ada sebagian yang memilih memainkan olahraga basket ataupun badminton, tetapi tidak sedikit juga yang malah ke kantin untuk makan. Pokoknya pada jam pembelajaran olahraga ini, tak ada satupun yang berada di kelas karena memang Jam kosong adalah sesuatu momen yang sangat disenangi oleh setiap pelajar makanya mereka ingin memuaskan diri untuk melakukan segala hal secara bebas pada jam kosong ini, termasuk juga Renjun yang memilih menghabiskan waktu di atap sekolah.

Sejak awal ia memang sudah tidak ada niat untuk memainkan permainan olahraga sama sekali, bahkan ia sama sekali tidak mengganti seragam sekolahnya dan malah melarikan diri ke atap sekolah secara sembunyi-sembunyi untuk menenangkan dirinya sendiri.

Sepertinya ia masih teringat akan Perkataan Winwin tadi, ia mulai merasa dirinya semakin tidak berguna. Entah bagaimana terlintas dipikirannya untuk menarik diri dari lingkaran pertemanan, ia merasa kalau tak ada satupun kelebihan yang dimilikinya sama sekali ditambah lagi Perkataan Winwin membuatnya merasa bersalah. Ia takut kalau nantinya para teman-temannya bakal terluka ataupun kecewa padanya, entah mengapa ia benar-benar merasa takut tanpa alasan apapun saat ini.

"Hufft..." helanya yang menggerutu pada diri sendiri, sembari membaringkan diri diaspal atap sambil memejamkan matanya.

Saat ini ia hanya ingin bisa tertidur sejenak, melupakan semua rasa sakit dan penyesalan yang terjadi dan meredakan kemarahan yang membabi-buta ini.

Dengan angin sepoi-sepoi yang melintas, ia bisa merasakan kehangatan sekaligus rasa sejuk yang saling bercampur mengarungi dirinya. Rasanya ia ingin tertidur dan memimpikan hal yang indah di dalam alam mimpi. Keindahan yang tidak akan pernah diperoleh dengan mudah di kehidupan nyata.

Namun saat tengah berbaring itu pula, ia mendengar seseorang sedang berjalan mendekat kearahnya.

"Bangunlah!" pinta orang tersebut yang suaranya tampak tidak asing ditelinga Renjun yang membuat ia terpaksa membuka mata, sontak ia cukup terkejut melihat kehadiran Jaemin di depan pandangannya sambil menyodorkan botol air kemasan dengan wajah ramah.

Akan tetapi, Renjun sama sekali tidak tertarik untuk bangkit saat itu. Ia merasa belum saatnya saja ia memaafkan kesalahan Jaemin tadi dan jauh di lubuk hatinya ada perasaan yang masih kesal pada sikap Jaemin tadi pagi.

Ia masih sangat marah atas keributan yang dilakukan Jaemin, tetapi ia juga tidak bisa memaafkan dirinya sendiri yang gagal mengatasi pertikaian tersebut sebab seharusnya ia menghentikan pertengkaran itu sejak awal bukannya malah terjebak oleh ingatan masa lalu tatkala saat dirinya di masa SMP.

"Ambillah, ini minuman untukmu!" tawar Jaemin lagi, Renjun malah kembali memejamkan matanya.

"Kau saja yang minum, pergi sana! Aku tidak ingin berbicara dengan kalian lagi," tukas Renjun.

Jaemin yang mendengarkan perkataan Renjun barusan, cuman bisa menghela nafas saja dan ikut bergabung disana dengan posisi duduk disebelah Renjun. Ia juga tidak jadi membuka botol minumannya dan hanya diletakkan di depannya saja.

"Apa kau benar-benar tidak mau lagi berteman denganku?" tanya Jaemin pasrah, tetapi tidak ada jawaban apapun dari Renjun. Ia hanya tergeletak disebelah Jaemin sambil berpura-pura tertidur untuk mengacuhkan Jaemin.

"Ayolah, apa yang harus kulakukan supaya kau berhenti ngambek?" tanya Jaemin yang kini menoleh pada Renjun.

Cukup lama terjadi keheningan seusai Jaemin mengajukan pertanyaan, sampai akhirnya Renjun mulai mengalah dan membuka suaranya.

MY BROTHER (FANFICTION RENJUN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang