SEMUA SALAHMU

297 31 0
                                    

"Bruk...." Suara tempat sampah yang ditendang keras oleh Chanyeol begitu keluar dari ruangan Renjun, ia tidak lagi memperdulikan kehadiran Doyoung dan Lukas yang menatap bingung kepadanya. Selain itu ia juga tidak memperdulikan lagi Imagenya dimata orang lain, kini ia sulit berpikir jernih dan hanya terbawa emosi belaka saja.

Chanyeol yang biasanya dikenal sebagai orang yang sabar, kini lepas kendali dan memperlihatkan kekesalannya secara membabi-buta hanya karena seorang anak tiri yang selama ini tidak pernah menganggap kehadirannya. Tampak jelas rasa sayangnya pada Renjun yang bisa saja tidak dimiliki oleh Ayah manapun di dunia ini, bahkan Chanyeol bisa dijuluki sebagai Ayah terbaik untuk Renjun bila dibandingkan Hyunwoo yang merupakan Ayah kandung Renjun sendiri.

"Kenapa harus anakku?" tanyanya, entah kepada siapa saat ini ia bertanya yang jelas pikirannya benar-benar tidak jernih saat ini.

Lukas dan Doyoung saja sampai bergidik ngeri melihat kelakuan Chanyeol, seperti mengingatkan mereka pada kepribadian Winwin saja. Meskipun tingkah Chanyeol masih jauh terkontrol dibandingkan Winwin bila sudah membabi-buta.

"Kenapa harus sekarang? Apa kau tahu selama ini aku berjuang untuk menjadi Ayahnya? Jawab aku!" gumamnya yang langsung terjungkal ke lantai dan terduduk lemas, sesekali ia memukul lantai dengan tangannya dan menatap sekeliling tanpa arah.

Lukas yang merasa kasihan pada Chanyeol segera meminta Doyoung untuk mencari Winwin dan Tante Wendy sementara itu dirinya berniat untuk menenangkan Chanyeol.

"Kau bisa cari Winwin dan Tante Wendy! Biar aku yang urus Om ini," pungkas Lukas yang langsung disetujui Doyoung tanpa penolakan.

Sementara itu di sisi lain Gedung Rumah Sakit, Wendy masih sibuk mengejar Winwin yang berusaha menghindarinya.

"Kau tidak seharusnya bersikap kayak gini sama Mami!" keluh Wendy yang berhasil menggenggam tangan anaknya untuk mencegah Winwin pergi lebih jauh lagi.

Akan tetapi, Winwin tidak hanya diam saja karena dalam hitungan detik ia langsung melepaskan tangan Wendy darinya dengan kasar.

"Aku tidak mengenalmu, berhenti menyebut dirimu sebagai Mamiku!" ketus Winwin dengan tajam.

"Aku ini ibumu, jadi seharusnya kau tidak lari dariku!" ucap Wendy yang tak memberikan tatapan melotot pada anaknya.

"Kau bukan ibuku, lagian apa sih maumu?" tanya Winwin.

"Apa yang terjadi pada Wajahmu?" tanya Wendy yang masih penasaran tentang apa yang terjadi pada anaknya itu.

"Bukan urusanmu, kau harusnya sadar kalau sejak hari itu kau bukan lagi ibuku dan berhenti bersikap semuanya masih baik-baik saja!" ucap Winwin yang masih berusaha menggunakan intonasi nada yang tenang dengan sedikit tekanan pada kalimatnya.

Namun Meskipun begitu, Wendy dibuat tercengang oleh Perkataannya.

"Mami gak berniat meninggalkanmu waktu itu, Maafkan Mami." Wendy mulai memahami isi hati anaknya, spontan ia membelai wajah Winwin yang langsung ditepis saat itu juga oleh Winwin.

"Tolong berhenti! Tolong berhenti mengundang luka lama yang seharusnya gak perlu lagi dikorek kembali, kau mengerti kan hampir berapa lamanya aku berusaha menyembunyikan luka itu dan secara seenaknya kau muncul dihadapanku untuk mengorek kembali luka itu, apa kau memang gak punya hati?" tanya Winwin yang suaranya mulai keras, ia tak perduli lagi tatapan beberapa orang yang melirik kepadanya.

"Tapi, Mami -" belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Winwin langsung memotong seenaknya saja. Mungkin saja ia berniat mengeluarkan semua unek-uneknya pada sang Mami.

"Lebih baik kau urusin saja Renjun. Dia jauh lebih penting di Dunia ini dan saat ini ia pasti membutuhkanmu," ucap Winwin seraya membuang muka kearah lain.

MY BROTHER (FANFICTION RENJUN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang