SEASON 2 BABAK BARU KEHIDUPAN & KEHILANGAN

80 9 0
                                    

Winwin menghampiri kembali Ruko itu dengan keadaan basah kuyup, walaupun begitu dirinya masihlah seorang remaja yang amatir.

Kehadirannya sendiri terlihat disambut hangat oleh sang Bos, ia tak perduli mau pekerjaan Winwin jelek atau bagus. Dimatanya Winwin hanyalah seorang Pemula yang kelak akan berpotensi menjadi Pembunuh Bayaran yang hebat seperti kakak laki-lakinya Doyoung dahulu.

"Bayaranku?" tanya Winwin begitu bertemu dengan Bos, ia tak mau lagi basa-basi dan ingin segera menghampiri adiknya di Rumah Sakit.

Bos tersenyum, ia sangat suka Sikap tak sabaran Winwin dan ketenangannya saat ini. Padahal ia hanyalah seorang pemula, tapi ia sangat ahli dalam menyembunyikan rasa takutnya.

"Jangan lupa datang Minggu depan, ini uangnya!" ucap Bos seraya menyerahkan sebuah amplop putih yang cukup tebal.

Winwin hanya mengangguk saja, ia ambil uang itu dan diserahkannya senjata dari ransel yang digendongnya. Lalu, ia masukkan amplop berisi uang tersebut didalam ransel yang langsung di gendongnya kembali.

"Aku pinjam ranselnya ya, terimakasih sudah mau membantuku." Winwin masih menunjukkan rasa hormatnya, ia berterimakasih secara tulus pada Bos. Sebelum akhirnya ia berjalan pergi dari sana.
.
Namun tak lupa ia mendengar perintah Bos yang meminta ajudannya untuk membersihkan TKP yang telah di eksekusi oleh Winwin. Sepertinya Bosnya ini sangat teliti dalam pekerjaan, ia tidak akan pernah sedikitpun memberikan peluang bagi para penegak keadilan yang jujur untuk menemukan jejaknya.

"Aku harus ganti baju dulu di toilet umum," gumam Winwin yang langsung mengendarai motor pinjaman dari Doyoung. Ia buru-buru mencari toilet umum yang ada di pengisian bensin dengan kaos yang dibelinya dari supermarket yang juga ada di sana. Dan tak lupa pula, ia bakar sarung tangannya dibelakang toilet umum, kebetulan daerah itu sangat gelap dan tidak terlalu diperhatikan oleh kebanyakan orang.

Setelah ia memastikan bahwa pekerjaannya sudah bersih sepenuhnya, ia kembali mengendarai motor menuju Rumah Sakit yang menjadi tempat Renjun dirawat.

Beruntungnya keadaan lalu lintas saat itu tidak terlalu macet, jadi ia bisa cepat sampai disana. Dan berjalan tergesa-gesa menemui teman-temannya yang ada disana.

Dengan kesadaran penuh, ia bisa melihat teman-temannya yang sedang duduk di depan sebuah kamar. Dalam sedetik saja, Winwin bisa tahu kalau kamar itu adalah ruangan yang sedang ditinggali oleh Renjun. Ia langsung berlari menghampiri Lukas seraya mengeluarkan amplop berisi uang itu yang diserahkannya kepada Lukas.

"Ini uangnya, tolong selesaikan administrasi untukku!" pinta Winwin.

Lukas tak langsung mengambil uang Winwin, ia cengkram kedua bahu Winwin dengan tatapan mata sedih.

"Maafkan kami," ucap Lukas yang seolah tengah menyesalkan sesuatu.

"Apa maksudmu meminta maaf padaku?" tanya Winwin yang setengah membentak, ia tatap Lukas untuk sesaat yang sama sekali tak memberikan jawaban apapun.

"Apa kalian tidak punya mulut untuk menjawabku?" tanya Winwin yang mulai membentak teman-temannya, bahkan ia juga ikut membentak teman dari Renjun sendiri.

"Kalian teman adikku, apa yang terjadi?" tanya Winwin.

Akan tetapi, tak ada satupun orang yang mau menjawab pertanyaannya. Terpaksalah ia nekad memasuki ruangan itu yang hanya berisi ranjang kosong dan kegelapan yang memenuhi kesunyian.

Dengan tangan yang sudah mulai gemetaran, ia meneteskan air mata dan bertanya sekali lagi pada Lukas tentang keberadaan adiknya.

"Dimana Renjun ku?" tanya Winwin.

"Dia tidak terselamatkan, maafkan aku...," lirih Lukas yang juga ikutan meneteskan air mata. Jelas saja kabar ini adalah berita paling mengerikan untuk didengar oleh Winwin. Dalam sekejap emosinya mulai memuncak, sampai tak sengaja ia mencengkram leher baju Lukas saat itu.

MY BROTHER (FANFICTION RENJUN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang