Winwin dan Renjun telah menunggu Lukas sedari pagi di gang kecil yang berada dekat sekolahan mereka, mereka sengaja memilih lokasi itu sebagai tempat pertemuan yang cukup aman untuk mereka sekaligus tempat nongkrong Winwin beserta teman-temannya selama ini.
"Kira-kira mereka udah pembagian raport atau belum sih, Hyung?" tanya Renjun yang sudah tak sabaran, apalagi kondisi kakinya juga mulai terasa pegal dan ingin segera duduk.
"Kayaknya sih udah, memangnya kenapa? Kau merasa pegal-pegal atau ada yang sakit?" tanya Winwin yang penuh perhatian.
Renjun yang mendengarkan kekhawatiran Winwin merasa tak enak kalau sampai Winwin harus membatalkan pertemuan ini hanya karena kondisinya, ia langsung berpura-pura sehat kembali.
"Gak kali, Hyung. Aku baik-baik aja kok, cuman penasaran aja sih kok lama banget mereka pembagian raport." Renjun tetap menunjukkan Senyuman bahagia dibalik wajah pucatnya itu, bersamaan pula dengan kedatangan Lukas dan teman-teman Winwin yang lain.
"Nah, itu temanmu datang juga!" tunjuk Renjun yang segera mengalihkan perhatian Winwin terhadapnya.
"Akhirnya kalian datang juga," ucap Winwin yang langsung berjalan maju sambil berbalas kepalan tangan kepada teman-temannya.
"Akhirnya kau mau juga ketemu sama kami, Win. Asal kau tahu aja ya, kami hampir gila rasanya pas denger kabar kalau kau gak sekolah lagi." Taeyong yang pertamakali membuka topik pembicaraan, disusul anggukan dari beberapa teman Winwin yang lain. Sisanya hanya memilih diam, seperti tengah menunggu giliran berbicara juga.
"Pak anton juga nyariin dirimu, Win. Kau kan tahu kalau kau juga gak ada ngasih kabar ditempat kita kerja, jadi terpaksa deh Pak Anton memecat kau secara sepihak gini." Lukas menyambung seusai Taeyong berbicara, baginya ini adalah berita penting yang harus diberitahu kepada Winwin.
"Makasih ya kabarnya, Lukas. Lagian memang sudah seharusnya Pak Anton cari karyawan baru yang lebih rajin daripada aku," ucap Winwin yang tampak tak ambil pusing atas pemecatan tersebut, malahan ia sebenarnya jauh lebih tenang saat berhadapan dengan teman-temannya seperti mengingatkan Renjun kembali kepada Winwin yang dahulu pertama kali dikenalnya beberapa bulan yang lalu.
Dan sepertinya kehadiran Winwin saat ini benar-benar sangat dinantikan oleh teman-temannya sendiri, Winwin benar-benar menjadi pusat perhatian di mata teman-temannya sampai membuat mereka sama sekali tak menyadari kehadiran Renjun yang berada disana. Mereka lebih sibuk mengeluarkan perasaan kangen dan kekhawatiran mereka kepada Winwin dibandingkan menyadari kalau saat ini Renjun tengah tersenyum memperhatikan keakraban siswa kelas 12 ini. Hingga akhirnya temu kangen itu berubah menjadi sebuah keluhan yang diberikan oleh Ten, salah satu sahabat Winwin yang sepertinya sudah lama menyimpan keresahan kepada Winwin.
"Hei, Winwin!" teriak Ten seraya memukul kepala Winwin seenaknya, padahal ia baru saja tiba disana tetapi sudah membuat rusuh saja.
"Kau ini kemana sih selama ini? Pakai acara lost contact sama kami dan berhenti sekolah lagi, aku jadinya kesulitan buat ujian gara-gara gak ada tutor belajar secerdas dirimu nih." Ten tampak blak-blakan mengeluarkan keresahannya pada Winwin.
"Benar banget sih, Win. Aku juga merasa gak punya saingan pas kau gak ada," timpal Jaehyun yang tampak merasa kehilangan Winwin.
Namun berbeda dengan Yuta, ia tak banyak mengeluh pada Winwin melainkan ia melakukan hal yag terduga sama sekali. Dengan santainya, ia memukul balik kepala Ten yang tampak tak terima bila Winwin dipukul seenaknya oleh Ten.
Ten mengeluhs kepalanya yang masih terasa sakit, "Apaan sih, Yut."
"Makanya jangan mukul kepala si Winwin seenaknya, baru datang udah buat masalah aja dirimu."
Ten cuman bisa memperlihatkan wajah kesalnya saja, selebihnya ia juga tak mau membalas perbuatan Yuta sebab ia memang sudah paham betul bagaimana Yuta sangat tak suka apabila salah satu diantara mereka tidak ada yang menghargai Winwin apalagi sampai bersikap seenaknya kepada Winwin yang merupakan ketua di dalam lingkaran pertemanan mereka.
"Udah, Jangan kekanak-kanakan gini lagi. Lagian ada yang mau aku tanyakan sama kalian," ucap Winwin yang langsung melepaskan topi dan maskernya. Kini wajahnya bisa dilihat jelas oleh seluruh teman-temannya, termasuk juga bekas luka yang menutupi separuh wajahnya.
"Kalian bisa lihat sekarang wajahku yang rusak, inilah salah satu alasan kenapa aku gak mau bertemu kalian sama sekali. Dan sekarang aku mau dengar pendapat kalian tentangku, apa kalian masih mau bersahabat samaku atau malahan kalian merasa jijik dan malu?" tanya Winwin yang sepenuhnya menumpahkan ketidakpercayaan dirinya kepada teman-temannya.
Namun bukan jawaban negatif yang diperolehnya saat ini, malahan teman-temannya sama sekali tak terkejut dan malah bersikap tenang saja tidak seperti yang dibayangkan oleh Winwin sama sekali.
"Memangnya wajahmu kenapa? Gak ada yang berubah juga pun, kau malahan masih tetap tampan seperti biasanya." Lukas merangkul bahu Winwin sambil meminta pendapat teman-teman yang lain.
"Aku juga setuju, kau masih Winwin yang sangat tampan." Taeil menepuk bahu Winwin sambil tersenyum.
Lalu Taeyong menepuk pelan pipi Winwin, ia memang sudah menganggap Winwin sebagai adik sekaligus sahabatnya sendiri.
"Kau itu terlalu berlebihan, Win. Padahal kau tahukan kalau kau itu adalah sahabat yang paling kami sayangi," ucap Taeyong yang semakin membuat Winwin merasa lega.
Lalu disusul oleh Doyoung yang juga ikut menyambar, "Palingan hal yang berbeda darimu cuman dua kok, kau itu tercium bau badan sekarang padahal biasanya kau selalu berpenampilan rapi dan wangi. Dan, kau juga tak biasanya datang bersama anak kelas 11 ini kesini. Memangnya, kalian sudah berbaikan?" tanya Doyoung yang menjadi orang pertama yang menyadari keberadaan Renjun.
Dan jelas saja, perkataan Doyoung barusan membuat semua orang tampak kaget dan terperangah tak percaya. Winwin pun langsung menarik Renjun untuk berada disebelahnya sambil memperkenalkan sang adik dihadapan semua teman-temannya.
"Kalian pasti udah kenal dia, jadi sebenarnya dia itu adik kandungku." Winwin mengacak-acak rambut Renjun sambil tersenyum bangga, baru kali ini ia tampak bangga memperkenalkan adiknya sendiri sampai membuat beberapa teman-temannya tercengang bingung. Tapi reaksi itu tidak sepenuhnya berpengaruh pada Lukas dan Ten yang memang sudah tahu lebih awal tentang kehidupan Winwin.
"Aku tahu sih kalau kau emang pernah menggila karena dapat kabar buruk tentang si Renjun, tapi aku gak sampai kepikiran kalau dia adalah adik kandungmu. Jadi, apa yang diumbar-umbarnya waktu itu bukan omong kosong gitu?" tanya Yangyang yang dibalas anggukan oleh Winwin.
"Kau ini benar-benar menyebalkan, Win. Ada banyak hal yang sekarang mau kami dengar darimu," tukas Yuta yang merasa terkhianati karena gagal mengenal Winwin sama sekali.
Tapi sepertinya Winwin merasa ragu untuk menceritakan semuanya kepada mereka, ia takkan bisa bercerita dihadapan Renjun karena biasanya ia akan menggunakan kata-kata yang agak kasar setiapkali bercerita dan ia tak mau Renjun merasa sakit hati bila mendengarkannya.
Renjun yang sudah beberapa kali mendapati pandangan mata ragu Winwin yang melirik kepadanya langsung peka, "Ceritakan aja sama mereka, lagian aku juga harus pergi buat ketemu teman-temanku."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BROTHER (FANFICTION RENJUN)
Fiksi Penggemar(UPDATE SETIAP HARI) Season 1 : Chapter 1-53 ( Season pertama hanya bagian perkenalan karakter dan hubungan antara kakak beradik ) Season 2 : Chapter 54 - selesai. ( Season 2 pada Cerita ini akan lebih mendalami mengenai kenakalan remaja akibat Ke...