PENYESALAN

342 35 0
                                    

"Kau benar, Hyung. aku benar-benar minta maaf, aku minta maaf karena telah membuatmu mempercayai semua janjiku." Renjun tak berniat membalikkan badannya, ia masih meringkuk dala tidurnya seraya membelakangi Winwin.

"Maksudmu?" tanya Winwin bingung, sekilas ia tidak meras yakin pada ucapan Renjun yang terdengar aneh. Padahal juga biasanya ia bisa melihat kalau adiknya itu orang yang keras kepala dan tidak mau mengalah sama sekali.

"Aku lelah, Hyung. Dan semakin lama aku berpikir keras maka aku cuman menemukan beribu koma yang tidak pernah memiliki titik yang tepat untuk menjadi sebuah jawaban atas pertanyaanku tersebut. Aku benar-benar ragu kalau kau bisa menjawabnya, Hyung. Kau tahukan kalau selama ini aku selalu merasa sendirian, aku bagaikan orang aneh yang berdiri diderasnya hujan tanpa mengenakan payung padahal jelas-jelas aku sedang memegang payung saat itu, aku merasa seperti itu selama ini." Renjun menangis pelan, suaranya yang lirih dan lemah membuat Winwin tertegun sejenak. Ia yakin kalau saat ini adkknha sedang mengawur tidak jelas, hanya saja ia sama sekali tidak mampu menangkap maksud dari perkataan Renjun selain ikut merasakan kepedihan dari setiap bait kalimatnya.

"Jadi, kenapa kau tidak mencoba tanyakan saja keraguanmu itu samaku?" tanya Winwin.

"Kau pasti tak akan mau mendengarkan keraguanku itu sampai akhir kalimat, jadi lebih baik aku tidak mengatakannya padamu daripada kau mengamuk tidak jelas hanya karenaku." Renjun tersenyum dalam tangisnya, lalu ia menarik selimutnya dan menutupi sekujur tubuh.

"Aku pengen sendirian sekarang! Kau bisa pergi saja dari sini, Hyung." Renjun mengusir Winwin.

Winwin yang mendapatkan penolakan secara terang-terangan hanya bisa tersenyum saja saat ini, lalu ia bangkit dari kursinya sambil berniat mengelus rambut sang adik yang langsung diurungkannya.

"Baiklah, lagian aku juga mau beli makanan di minimarket dan mengisi perutku yang keroncongan," ucapnya yang sengaja membuat-buat alasan.

Dan tanpa mendapatkan jawaban apapun dari Renjun, ia langsung pergi meninggalkan ruangan itu dan membiarkan Renjun yang kembali menangis tersedu-sedu dalam selimutnya.

***
Hai guys, part kali ini sangat pendek ya? Mohon maaf ya, soalnya Author sedang ada kesibukan KKN dan author janji akan melanjutkan kisah ini besok ya guys bila tidak ada kendala. Cerita yang biasanya 2 kali seminggu di publish akan author publish 1 kali dalam seminggu selama sebulan ini. Terimakasih guys sudah mau mampir kesini🙏

MY BROTHER (FANFICTION RENJUN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang