"Renjun ada sama Doyoung dan Lukas, tapi aku akan tanyakan dulu ke mereka. Aku minta maaf, tapi aku tidak bisa memberitahumu." Yanyang merasa ragu untuk memberitahu Winwin.
"Jangan macam-macam kau! Kenapa juga kau harus meminta izinnya?" tanya Winwin seraya melotot tajam.
"Karena mereka yang sudah mengurus adikmu, Win! Wajarlah kalau mereka berhak atas keamanan adikmu sekarang, lagian mereka juga harus tahu kalau kau masih hidup." Yangyang tampak lebih membela kedua temannya dibandingkan Winwin.
Winwin mencoba menenangkan emosinya, "Kalau begitu kau antar aku bertemu mereka, aku akan meminta izin secara langsung untuk menemui adikku sendiri."
"Baik, tapi kau tidak boleh bersikap kasar seperti ini kepada mereka."
"Oke," ucap Winwin setuju seraya mengangguk. Lalu ia menaiki Motor yang di kendarai oleh Yangyang.
Entah kenapa Yangyang akan membawanya, tapi yang jelas ia sudah memikirkan rencana yang matang untuk membawa Renjun pergi dari teman-temannya. Dia merasa kalau pertemanan ini sudah lama berakhir, dirinya juga sudah masuk kedalam lingkaran kejahatan besar dan sindikat internasional yang pasti sulit baginya untuk lepas.
Jadi, lebih baik ia pergi bersama adiknya sesegera mungkin dan tidak melibatkan siapapun lagi didalam kehidupan mereka. Begitulah hal yang saat ini dipikirkan oleh Winwin. Hingga tak terasa, akhirnya mereka tiba disebuah Villa mewah yang ada dipinggir ibu kota.
Villa itu sengaja dibangun diantara pemukiman penduduk yang tinggal di daerah terpencil dan kumuh, alasannya agar lebih bersifat privasi saja dan biayanya juga relatif standar di saku.
"Kau mau kemana? Kau tidak boleh maksa masuk begitu saja," tukas Yangyang sambil menarik tangan Winwin yang lebih dulu turun dari motor.
"Maafkan aku," ucap Winwin yang langsung meninju wajah Yangyang sampai terjatuh ke tanah dan kakinya tertimpa motor yang juga ikut jatuh.
Lalu, buru-buru Winwin masuk kedalam Villa itu. Tampaknya suasana di villa itu masih sepi, tapi sudah ada beberapa hidangan lezat diatas meja makan yang dilewati Winwin.
Namun Winwin mengacuhkan semua yang dilihatnya saat ini, ia hanya fokus mencari adiknya disekitar rumah. Sebelum nantinya Yangyang berhasil menyusul.
Dan sembari mencari adiknya itu, ia memasukkan beberapa peluru di pistol yang sejak awal dikantonginya. Tak lupa juga ia mengenakan sarung tangan pada kedua tangannya.
Dalam pencariannya itu, tanpa sengaja Winwin berpapasan secara langsung dengan Lukas yang sedang mendorong kursi roda Renjun. Sontak saja mereka langsung terkejut dan tidak bisa menyembunyikan perasaan kagetnya itu.
"Winwin!" panggil Lukas, buru-buru ia spontan memanggil Doyoung yang juga sama kagetnya tatkala melihat kedatangan Winwin dihadapan mereka.
Winwin sendiri tidak memperdulikan kedua temannya itu, ia langsung berlari memeluk Renjun yang padahal saat itu hanya tertegun melihat saudara laki-lakinya.
"Kau masih hidup, Njun." Winwin memeluk erat Renjun, tak beberapa lama Yangyang datang menghampiri mereka dengan langkah yang terseret-seret.
"Winwin Hyung," lirih Renjun yang tidak bisa menyembunyikan perasaan bahagianya. Namun perasaan itu segera ia lupakan, sebab tak beberapa lama ia langsung melepaskan pelukannya Winwin.
Winwin terkejut dan merasa bingung, "Kenapa? Apa kau tidak merindukanku juga?" tanya Winwin yang berlutut dengan menggunakan tumpuan Lututnya.
"Aku rindu padamu, Hyung. Tapi, aku sedang bau sekarang. Kau bisa terkena kotoranku, soalnya aku belum mengenakan Kolostomi." Renjun memperlihatkan bagian perutnya yang masih meneteskan cairan feses yang tadinya mau dibersihkan oleh Lukas.
Winwin yang mulai menyadari keadaan adiknya saat ini tak bisa berkata apapun, ia hanya bisa tersenyum pahit saja melihat keadaan adiknya sekarang.
"Kau pasti sangat terluka, apa yang terjadi?" tanya Winwin.
"Semua ini salahmu, Winwin Hyung! Kau yang buat temanku kayak gini, suntikan ilegal itu membuat penyakitnya semakin parah dan merusak organ limpa dan usus milik Renjun. Kini, ia harus hidup seperti ini seumur hidupnya. Kau tidak seharusnya kembali bila memang masih hidup, Winwin Hyung!" ketus Jeno yang baru saja datang dengan memperlihatkan wajah ketus.
"Jaga omonganmu, Jeno! Kau sudah berlebihan," bentak Lukas yang tidak senang pada ucapan Winwin.
"Lukas Hyung benar, apapun yang terjadi padaku bukanlah salahnya.Kau tidak perlu menyalahkan Hyungku, Jeno." Renjun ikut membela Winwin dan membuat kedua temannya jadi terdiam. Meski mereka masih kesal pada tindakan Winwin yang menyebabkan Renjun menjadi menderita, tapi sepertinya Renjun tidak mempermasalahkan hal tersebut.
Bahkan pernah sekali Renjun mengatakan bahwa apa yang menimpanya saat ini adalah bentuk dari usaha yang diperjuangkan Winwin untuk membuatnya tetap hidup. Dan lagipula ia takkan pernah membenci Winwin, walau usahanya itu gagal. Dia hanya akan menganggap bahwa apa yang menimpanya saat ini merupakan sebuah karma dari seluruh penderitaan dan rasa sakit yang diperbuat oleh orang tua mereka kepada Winwin.
"Winwin Hyung, aku senang kau bisa kembali lagi. Aku benar-benar merindukanmu, tapi aku minta maaf ya sudah menolak pelukanmu. Aku tidak mau kau jadi kotor, Aku rasa aku perlu membersihkan diriku terlebih dahulu.Maaf ya!" ucap Renjun yang buru-buru mendorong kedua roda di kursinya menjauhi mereka.
"Aku akan membantunya untuk bersih-bersih, kau bisa menunggu disini dulu." Lukas berjalan mengejar Renjun, ia meninggalkan Winwin bersama Doyoung dan Yangyang beserta Jaemin dan Jeno yang sudah lebih dulu ada disana dibandingkan teman mereka yang lain.
Winwin langsung mengantongi pistolnya kembali, ia mencoba meminta penjelasan Doyoung dengan harapan ia bisa memahami situasi yang terjadi saat ini. Meski hatinya terus bergejolak untuk membawa Renjun pergi dari teman-temannya.
"Aku tidak butuh penjelasan terlalu panjang, berikan saja penjelasan singkat! Aku tidak habis pikir dengan semua kebohongan kalia semua, rasanya benar-benar muak sampai kepalaku terasa sakit!"
Doyoung menghela nafas panjang, ia sendiri masih terlalu kaget dengan kehadiran sahabatnya itu yang selama ini dianggap telah meninggal dunia, "Awalnya kami hanya mencoba untuk meringankan bebanmu dengan menjaga adikmu. Dan kecelakaan yang terjadi padamu malam itu membuat kami berpikir bahwa kau sudah meninggal. Jadi, kami memutuskan untuk terus merawat Renjun. Kami sama sekali tidak bermaksud membohongimu tentang kematian palsu Renjun. Apalagi malam itu keadaan Renjun terlalu drop parah dan membuat kami memutuskan merahasiakan hal itu darimu."
"Ya, Winwin Hyung. Kami tidak mau melihatmu terus berkorban sendirian demi Renjun. Kami hanya ingin membantumu dan Renjun." Jaemin ikut berbicara balik untuk menjelaskan kesalahpahaman ini kepada Winwin. Berbeda dengan Jeno yang masih enggan mengomentari apapun dan teramat kesal kepada Winwin.
"Apa hak kalian untuk terlibat lebih jauh dengan urusanku dan Renjun? Apa kalian semua tidak sadar kalau perbuatan kalian semua itu telah membuatku menjadi orang paling gila dan menjijikkan di dunia ini, sialan!" bentak Winwin yang meninggikan suaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BROTHER (FANFICTION RENJUN)
Fiksi Penggemar(UPDATE SETIAP HARI) Season 1 : Chapter 1-53 ( Season pertama hanya bagian perkenalan karakter dan hubungan antara kakak beradik ) Season 2 : Chapter 54 - selesai. ( Season 2 pada Cerita ini akan lebih mendalami mengenai kenakalan remaja akibat Ke...